UIN Alauddin Online - Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko menyelenggarakan kegiatan InFest Goes to Campus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar pada Selasa, 7 Mei 2024.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan APBN yang dilakukan Pemerintah dan Pembiayaan APBN dilakukan untuk memberikan manfaat positif bagi masyarakat serta mewujudkan pembangunan yang berkeadilan di seluruh tanah air.
Pada acara ini juga dilaksanakan penandatanganan MoU kerja sama edukasi antara DJPPR dengan UIN Alauddin Makassar. Dengan adanya MoU ini, mahasiswa dan akademisi dari UIN Alauddin Makassar dapat melakukan kegiatan edukasi seperti kunjungan lapangan, magang, dan riset di DJPPR. Bagi DJPPR adanya MoU merupakan upaya memperluas kanal penyebaran informasi tentang pembiayaan APBN kepada para mahasiswa dan akademisi.
InFest Goes to Campus dengan format kuliah umum dihadiri oleh civitas akademika UIN Alauddin Makassar dengan pemateri antara lain Kepala Subdirektorat Pengembangan Pengelolaan Pembiayaan, Erwin Ginting dan Kepala Subdirektorat Peraturan dan Analisis Hukum dan Keuangan, Nana Riana di Universitas Islam Negeri Alauddin, Makassar. Kuliah umum ini mengambil tema “Pembiayaan Kreatif untuk pembangunan Inklusif dan Berkelanjutan”.
Bertempat di Ruang Sidang Senat Gedung Rektorat lantai 4, para narasumber memberikan gambaran terkini perkembangan perekonomian Indonesia, peran APBN dan pembiayaan APBN dalam pembangunan Indonesia dan perkembangan pembiayaan APBN 2024 ditengah dinamika perkembangan ekonomi domestik dan global, serta instrumen investasi membangun negeri.
Erwin Ginting mengatakan bahwa ditengah ketidakpastian global, Pemerintah tetap berkomitmen untuk mendorong dan mendukung upaya percepatan pembangunan infrastruktur nasional melalui pembiayaan kreatif untuk pembangunan inklusif dan berkelanjutan. APBN diarahkan untuk mampu merespon merespon dinamika perekonomian, menjawab tantangan, dan mendukung agenda pembangunan.
“Ditengah dinamika perkembangan ekonomi global, keuangan syariah menjadi instrumen yang dapat mendorong kestabilan ekonomi dan investasi. Saat ini, pemerintah sedang menawarkan produk investasi syariah yang bisa dibeli oleh masyarakat Indonesia yaitu Sukuk Tabungan Seri ST012. Ini adalah investasi yang aman dan menguntungkan ditengah dinamika kondisi ekonomi global saat ini”, jelas Nana Riana.
Selain itu, instrumen pembiayaan APBN juga berperan penting dalam pembangunan infrastruktur layanan publik. Sejak tahun 2015, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) telah membiayai pembangunan lebih dari 300 proyek infrastruktur antra lain di sektor pendidikan, transportasi, pelabuhan di Provinsi Sulawesi Selatan dengan nilai sebesar Rp12,26 triliun, termasuk beberapa gedung perkuliahan dan dosen di UIN Alauddin Makassar.
Pembangunan infrastruktur lain di Sulsel yang dibiayai oleh instrumen pembiayaan kreatif adalah Kereta Api Trans Sulawesi Makassar-Parepare yang sudah beroperasi saat ini. Salah satu sumber pembiayaan pembangunan Trans Sulawesi tersebut melalui skema KPBU (Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha) dengan nilai sebesar Rp1 triliun.
Melalui kuliah umum ini diharapkan mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa dan civitas akademika tentang peranan pembiayaan APBN, pengelolaan dan pemanfaatannya sehingga bisa bersama-sama mengawal dan mendukung peningkatan kualitas pengelolaan keuangan negara.