Gambar  Bandara Dubai Seperti Mal

Bandara Dubai Seperti Mal

SEBUAH kebanggaan bagi saya ikut Muhibah Akademik mewakili UIN Alauddin Makassar ke Mesir. Hanya saja sebelum sampai di Mesir, banyak pengalaman saya dapatkan ketika tepat pukul 05.00 pagi tiba di Bandar Udara Internasional Al Makhtoum, Dubai.

Setelah kelelahan karena menempuh perjalanan selama hampir enam jam, rombongan mengikuti protap imigrasi setempat. Setelah itu kami menuju ruang tunggu bandara yang luar biasa ramainya bak pasar. Bahkan ada teman nyeletuk, "Ini seperti saja mal. Kiri kanan penjual dengan kode duty free alias bebas pajak."

Areal terminal sangat luas dengan memiliki lebih dari 260 gate (tidak untuk dibandingkan dengan bandara Makassar yang hanya 6 gate) menuju pesawat. Saking ramainya, kami berjalan melewati hiruk pikuk manusia antar-bangsa yang multi-kulltural dari barat sampai timur dari utara sampai selatan ada semua.

Dubai memang menjadi favorit banyak pelancong dari beragam benua. Dari penataan kotanya, dilihat dari udara memang menunjukkan ciri khas dari arsitektur berkelas dunia, visioner dan sangat menyajikan keindahan.

Di tengah jalur utama areal terminal, tersaji taman-taman hijau yang dihiasi sungai-sungai kecil. Pokoknya indah sekali dan terasa sejuk nan alamiah. Ditengah keriuhan, sesekali diurai mobil pengangkut khusus lansia (lanjut usia). Mobil ini mirip model pemain golf yang lucu bentuknya.

Memang wajar, bandara ini berkelas dunia dengan rancangan arsitektur kelas dunia. Pernak-pernik bangunan dan peralatan kebersihan ditata sangat teratur. Semua terbuat dari bahan stainless steel yang tahan banting.

Sebelum meninggalkan bandara, ada pemandangan yang menarik perhatian. Ini dari mobil-mobil mungil yang tak berhenti membunyikan klakson. Ternyata ada rombongan anak SD dari Beijing, China sedang studi banding di Dubai.

Ternyata meski masih usia anak-anak, mereka sudah diperlihatkan pada peradaban dunia. Ini sebuah langkah strategis buat masa depan bangsa China, tidak seperti kita nanti setelah tua, baru bisa melihat semuanya.

Setelah itu kami melanjutkan perjalanan "Muhibbah Akademik" ke negeri Fir'aun tempat lembaga pendidikan Islam tertua Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir. Sampai jumpa di tanah berbilang piramid dan Sungai Nil tempat nabi Musa ketika masih bayi dihanyutkan bundanya.(*)

Previous Post Munas IMSII Ke-7, HMJ SI UIN Alauddin Makassar Juarai Lomba Desain UI/UX
Next Post Mahasiswa S2 Kesmas UIN Makassar Edukasi Masyarakat Jeneponto Gizi Lokal untuk Atasi Stunting