UIN Alauddin Online - Tiga dosen Program Studi (Prodi) Bahasa dan Sastra Arab (BSA) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) menghadiri Workshop Nasional yang diselenggarakan oleh Pusat Kajian Islam, Sains, dan Teknologi, LP2M UIN Alauddin Makassar, di Sultan Alauddin Hotel & Convention.
Ketiga Dosen tersebut ialah Dr Mohamad Harjum, Dra Marwati, dan Dr Asriyah, yang mengikuti workshop bertajuk "Panduan Integrasi Keilmuan Islam, Sains, dan Teknologi Berbasis Moderasi Beragama dalam Tri Dharma Perguruan Tinggi".
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) Ditjen Pendis, Prof Ahmad Zainul Hamdi, yang memberikan dukungannya terhadap inisiatif integrasi keilmuan.
Dalam sambutannya, Prof Ahmad Zainul menekankan bahwa pendekatan moderasi beragama sangat penting sebagai landasan dalam pengembangan sains dan teknologi di kalangan akademisi Muslim.
Ia menyampaikan bahwa moderasi beragama menjadi fondasi yang kokoh untuk memperkuat keselarasan antara ilmu pengetahuan dan nilai-nilai keagamaan.
"Dengan adanya panduan integrasi keilmuan yang dikembangkan dari workshop ini, diharapkan perguruan tinggi dapat menjadi pionir dalam mencetak generasi yang mampu memadukan keilmuan Islam dengan perkembangan teknologi dan sains secara bijak, serta menjadi agen moderasi beragama di masyarakat," ujarnya.
Diketahui kegiatan ini mencakup diskusi strategis mengenai berbagai metode integrasi keilmuan Islam dalam sains dan teknologi, serta bagaimana prinsip-prinsip moderasi beragama dapat diterapkan dalam setiap aspek Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Salah satu Dosen mengatakan partisipasi aktif dari dosen dan akademisi dari berbagai disiplin ilmu diharapkan dapat menghasilkan panduan praktis untuk diimplementasikan di program studi Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) di Indonesia.
Menurutnya workshop ini menjadi wadah penting bagi para peserta untuk berbagi wawasan dan berdiskusi mengenai pendekatan terbaik dalam mengintegrasikan keilmuan dengan tetap berpedoman pada moderasi beragama.
Melalui kegiatan ini, katanya para dosen dan akademisi diharapkan mampu merancang model pengajaran dan penelitian yang memadukan aspek-aspek keislaman dengan sains dan teknologi, "sehingga dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga memiliki nilai-nilai keagamaan yang moderat dan inklusif," katanya.