UIN Alauddin Online - UIN Alauddin Makassar menggelar peringatan Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW yang bertepatan pada 28 Say'ban 1446 Hijriah dengan mengusung tema "Mempererat Silahturahmi Menyambut Ramadhan" di Gedung Pasca Sarjana Lt.8, Kamis 27 Februari 2025.
Kegiatan Isra Mi'raj ini diawali dengan sholawat badar. Dan dihadiri oleh Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan, Wakil Rektor I, II, III, IV, ketua Senat, Guru besar, kepala biro AUPK dan AAKK, Dekan Fakultas UIN Alauddin dan Seluruh sivitas Akademik.
Ketua panitia Drs H Suleman, M Pd dalam sambutanya, mengatakan bahwa ada 4 kegiatan hari ini yakni Halal bilhalal segenap sivitas akademik, Syukuran gedung pasca Sarjana, Syukuran kelulusan uji kompetensi guru besar (18 orang) dan Syukuran kelulusan uji kompentensi calon dosen (5 orang).
Kegiatan ini juga menjadi istimewa karena adanya penampilan qasidah oleh Dharma Wanita Persatuan UIN Alauddin Makassar.
Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan dalam sambutannya menegaskan bahwa acara ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga wadah untuk menyamakan persepsi dan tujuan bersama.
"Acara ini bukan sekadar seremonial, tetapi sebagai wadah untuk menyamakan persepsi dan tujuan kita bersama," tegasnya
Sementara itu Wakil rektor II, Dr. Andi Aderus, Lc., M.A. dalam tausiyah menjelaskan bahwa pertolongan Allah akan turun ketika manusia sudah tidak lagi mampu mengandalkan usahanya sendiri.
"Ketika segala upaya manusia tidak lagi mampu membantu, barulah pertolongan Allah turun."
Ia juga mengingatkan agar kita tidak mudah berputus asa karena setiap kesulitan pasti memiliki jalan keluar.
"Setiap kesulitan pasti ada jalan keluarnya, maka jangan mudah putus asa," jelasnya.
Ia juga menyampaikan bahwa dalam kehidupan, orang-orang di sekitar kita dapat berubah. "Hari ini mereka menyukai kita, besok mungkin tidak lagi".
Lebih lanjut ia menekankan bahwa di era modern ini, banyak orang yang terlalu mengandalkan sebab-sebab duniawi tanpa menyadari bahwa semua ketentuan ada di tangan Allah SWT.
"Tawakal yang sejati adalah ketika seseorang tidak hanya bergantung kepada Allah saat menghadapi kesulitan, tetapi dalam setiap aspek kehidupannya".
Selain itu, ia juga mengulas tentang hukum ruang dan waktu, serta bagaimana makhluk lain seperti angin dan jin memiliki interaksi yang berbeda terhadap waktu, sebagaimana dicontohkan dalam kisah Nabi Sulaiman 'alaihissalam.