UIN Alauddin Online - UIN Alauddin Makassar bersama dengan Bidang Pendidikan Tinggi Kementerian Agama (Kemenag) RI menggelar pertemuan dengan membahas Penajaman isu Strategis Bidang Pendidikan Tinggi Kemenag untuk Kajian Backsound Study Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
Selain itu, pertemuan ini pula membahas mengenai Rancangan Teknokratik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Perencanaan Strategis (Renstra) Kemenag 2025-2029 yang digelar di Gedung Auditorium, Lantai 1 pada Selasa, 13 Juni 2023.
Kegiatan pertemuan pembahasan RPJPN 2025-2045 dan RPJMN 2025-2029 ini dihadiri oleh para pimpinan UIN Alauddin, baik di lingkup Fakultas hingga Perguruan Tinggi.
Rektor UIN Alauddin, Prof Hamdan Juhannis dalam pemaparannya menjelaskan beberapa poin terkait realisasi Renstra selama kepemimpinannya menahkodai UIN Alauddin empat tahun.
Menurutnya, cara UIN Alauddin mewujudkan Renstra diaktualisasikan melalui Pancacita yang digagas. Hal itu imbuh dia sesuai dengan visi dan misi UIN Alauddin yakni Pusat Pencerahan dan Transformasi Ipteks Berbasis Peradaban Islam.
"Di UIN Alauddin Makassar cara kita mewujudkan Renstra adalah mengaktualisasikannya melalui Pancacita. Lima Cita ini merupakan wujud dari visi dan misi yang ada di UIN Alauddin," paparnya.
"Kata kunci di sini adalah transformasi, dan hal itu dilakukan melalui Pancacita. Dalam kaitan Pancacita ini kita bergerak semua, yang menopang semuanya menuju Renstra tersebut. Kita bisa menghasilkan ide-ide yang bisa dibawa ke pusat agar berkontribusi khusus untuk UIN Alauddin, lebih umum bagi Kementerian Agama Republik Indonesia," imbuh Rektor.
Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum Perencanaan dan Keuangan (AUPK) UIN Alauddin Makassar, Prof Wahyuddin Naro menyampaikan beberapa hal yang telah dilakukan UIN Alauddin sejauh ini.
Beberapa diantaranya yakni penguatan pendidikan karakter. Dengan mengoptimalisasi Mahad Al Jamiah dalam rangka untuk melahirkan mahasiswa yang bisa beradaptasi dengan kampus dan masyarakat secara umum.
"Selanjutnya melakukan akselerasi guru besar, sekarang kami berada di urutan ke 2 hanya berbeda tiga dari Syarif Hidayatullah. Akselerasi memberikan dorongan agar para professor mampu melahirkan jurnal jurnal internasional," katanya.
"Kami mengalokasikan anggaran khusus agar akreditasi ini bisa menjadi internasional sesuai dengan tujuan rektor. Tak hanya itu, melalui WR III kami mendorong para alumni agar mampu terserap di dunia kerja melalui program Career Development Centre (CDC)," imbuhnya.
Tak sampai di situ, Prof Wahyuddin Naro juga menyinggung soal Learning Center Area (Lentera) yang memudahkan para dosen dalam urusan administrasi. "Salah satu program Rektor adalah membebaskan dosen-dosen dari urusan administrasi, dan itu sudah kami lakukan melalui program Lentera," tutupnya.
Sementara Perencana Ahli Madya pada Bagian Data Perencanaan dan Kerja Sama Dalam Negeri Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Agama, Dra Ida Noor Qosim M Pd I dalam pemaparannya menyampaikan bahwa jika sudah ada kalimat tranformasi berarti hal tersebut telah mengikuti kebijakan Menteri.
"Selain itu di Biro Perencanaan, kami mencoba melakukan pelayanan melalui Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dan untuk Renstra UIN Alauddin sudah banyak tapi belum semua," tuturnya.
Sekadar diketahui, tujuan pertemuan tersebut yakni mengidentifikasi, permasalahan, tantangan, dan isu strategis, yang mengemuka dalam pembangunan bidang agama dan bidang pendidikan sebagai bahan perumusan rancangan arah kebijakan dan strategi pembangunan.
Adapun latar belakang pertemuan ini adalah untuk menyusun rancangan teknokratik. Melalui penyusunan tersebut diperlukan kajian dalam kebijakan permasalahan backsound study.