UIN Online – Berbagai persoalan dihadapi bangsa Indonesia dewasa ini, seperti kelaparan, kerusakan hutan, korupsi maupun kolusi yang dilakukan oleh beberapa pejabat negara. Semua ini mengharuskan kita untuk kembali berfikir tentang pentingnya meningkatkan etika moral dan bangsa.Hal ini diungkapkan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Prof Dr HA Qadir Gassing HT MS saat menjadi khatib pada pelaksanaan shalat Idul Adha di Masjid Istiqlal Jakarta, Ahad (06/11/2011).Prof Qadir mengungkapkan bahwa penegakan hukum dan pemberantasan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) di Indonesia masih perlu mendapat perhatian lebih. Hal ini menjadi tugas kita bersama karena merupakan agenda reformasi bahwa KKN harus diberantas.“Kita bisa belajar dari kisah-kisah Nabi, Khalifah dan para sahabat tentang pemberantasan korupsi. Itu bisa dijadikan cermin koreksi bagi kita agar tidak menggunakan milik negara utk kepentingan pribadi,” ungkapnya.Kolusi pun seperti itu, khalifah Umar Bin Khattab bisa dijadikan panutan betapa dia tidak membeda-bedakan dalam penegakan hukum saat menjadi pemimpin. Bahkan anaknya, Rahman ketika meminum khamar dia meminta gubernur untuk menghukumnya sesuai dengan aturan yang ada.Pria kelahiran Takalar 16 November 1954 ini juga mengajak seluruh pejabat untuk giat memberantas korupsi dan penyelewangan, yang dimulai dari rumah dan pekarangan sendiri.Prof Qadir juga mengungkapkan pentingnya pendidikan karakter bangsa karena akhir-akhir ini yang sering melanggar hukum, melakukan korupsi, adalah mereka yang telah duduk di bangku sekolah/ kuliah. Dengan pembinaan karakter bangsa, maka pembinaan pikir dan imannya dapat diseimbangkan.Di samping itu, mantan Pembantu Rektor I Bidang Akademik era kepemimpinan Prof Azhar Arsyad ini mengatakan bahwa jangan sampai ada tetangga kita kelaparan sementara kita tidur nyenyak kekenyangan.Suami Dra Hj Hartini Thahir MHI ini juga mengajak para jamaah untuk memahami konsep peri kemahlukan di mana tidak hanya diminta menghargai sesama manusia tetapi juga menghargai tanaman atau binatang. Hal itu dapat dicontohkan dengan giat menanam pohon.“Jika menebang 1 pohon dan menanam 1 namanya adil, tetapi jika menebang 1 dan menanam 2 pohon maka itu namanya ihsan,” ujarnya.Prof Qadir berkhutbah di hadapan Presiden, Wakil Presiden, Menteri, Duta Besar, 250 ribu jamaah masjid istiqlal, serta seluruh masyarakat Indonesia yang disiarkan langsung beberapa televisi nasional.