UIN Online--Tiga keturunan mantan Rektor IAIN (sekarang UIN) Alauddin Ujung Pandang , Prof Abdurrahman Shihab yang menjabat pada tahun 1972 hingga 1977, yakni Prof Dr Umar Shihab MA, Prof Dr Alwi Shihab MA, serta Prof Dr Quraish Shihab menyambangi UIN Alauddin.
Tidak hanya mereka, beberapa tokoh agama nasional berbondong-bondong hadir di UIN Alauddin, seperti Direktur Jendral Pendidikan Islam, Prof Dr Phil Kamaruddin Amin MA, serta Prof Dr Azyumardi Azra CBE. Sejumlah tokoh agama nasional ini hadir dalam rangkaian bedah buku "Kapita Selekta Mozaik Islam: Ijtihad, Tafsir dan Isu isu Konteporer" karangan Prof Dr Umar Shihab MA di gedung Auditorium UIN Alauddin Makassar.
Rektor UIN Alauddin, Prof Dr Qaddir Gassing dalam sambutannya berharap agar ratusan mahasiswa yang memadati gedung auditorium memanfaatkan momen ini untuk menambah wawasan pengetahuan. "Kuras ilmu dari guru-guru kita ini," kata dia.
Pada kesempatan yang sama ia juga menyampaikan kalau bedah buku ini sebenarnya akan dihadiri Menteri Agama. "Sebenarnya kegiatan ini,semula dihadiri oleh menteri agama,namun ia berhalangan karena ada jadwal mendadak dikabinet," ungkap Rektor UIN Alauddin. Pada sesi diskusi, Prof Dr Azyumardi Azra CBE yang bertindak sebagai pembedah, menjelaskan kalau dalam buku ini Al qur'an digambarkan sebagai sumber utama dan pertama Islam, yang tidak pernah kering, juga menjadi sumber intelektual dan refleks spritual sepanjang sejarah. Buku ini juga menguraikan subyek-subyek terkait hubungan Al-Qur'an dengan ijtihad.
"Dalam buku ini Umar Shihab mengingatkan kepada mereka yang ingin menafsirkan al qur'an untuk tidak tergesa tergesa, karena al qur'qn sama sekali tidak bisa di tafsirkan semena-mena karena mempertimbangkan konteks, khususnya lingkungan yang berubah," ungkapnya.
Dalam bukunya, Prof Dr Umar Shihab menjelaskan kalau masa modern kontemporer memberikan perubahan sekaligus tantangan yang akan membuat ulama, cendikiawan muslim memikul tanggung jawab khusus dalam meresponi berbagai tantangan berdasarkan perspektif Qur'ani dengan ijtihad-ijtihad baru.
Lebih jauh, Prof Umar Shihab menegaskan, perbedaan, terutama menyangkut rincian kandungan ayat Al-Qur'an juga menjadi penyebab terjadinya perbedaan pendapat dikalangan kaum muslimin, meski begitu ia menganggap kalau ini menunjukkan adanya tanawwu' atau keragaman.