Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Tidak Ada yang Tidak Mungkin Kita Dapat Selama Kita Mau
07 Mei 2011
Administrator
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
"
TIDAK
ada yang tidak mungkin kita dapat selama kita mau," hal inilah yang menjadi prinsip hidup Imamul Arif SPdI, salah seorang dosen luar biasa Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.
Pria yang akrab disapa Imam ini berpendapat bahwa apa yang kita cita-citakan pasti akan tercapai selama kita betul-betul berusaha untuk mencapai itu. Hal ini betul dibuktikan pria kelahiran Bima 02 Februari 1987 ini semenjak mulai menginjakkan kaki di Makassar tahun 2006 lalu untuk menempuh kuliah di UIN Alauddin.
Imam sejak kecil sudah bisa mewujudkan cita-citanya. Diawali ketika ingin menjadi muazzin di masjid seperti teman-temannya yang lain. "Alhamdulillah setahun kemudian impian itu tercapai, saya ditugaskan menjadi muazzin dan naib imam shalat rawatib di Masjid Kompleks Delta Mas Jalan Borong Makassar," ujarnya.
Menjadi muazzin menurut Imam sedikit banyak mampu membiayai kehidupannya di Makassar. Termasuk biaya kuliah, sewa kos, bayar listrik, tambahan uang makan, dan sebagainya. Imam butuh biaya karena keluarganya tergolong dalam keluarga kurang mampu.
Ayahnya Drs Masdin H Yasin dan Ibunya Hartati hanyalah guru, dari penghasilan itulah mereka harus membiayai lima orang anaknya yang semuanya kuliah di Makassar. Orang tua Imam bahkan mendapat acungan jempol dari rekan-rekannya yang lain karena dengan penghasilan yang pas-pasan mampu membiayai perkuliahan lima anaknya di Makassar.
Penghasilan orang tua yang pas-pasan dan harus membiayai saudaranya yang lain, terkadang Imam harus memutar otak untuk mencari uang. Bahkan karena himpitan ekonomi ini, Imam bercerita bahwa pernah suatu saat ia tidak makan nasi selama dua hari, Imam hanya makan roti pemberian teman-temannya.
"Saya hanya makan roti karena tidak punya uang untuk membeli nasi dan lauk," ujarnya. Bukan hanya itu, selama kuliah di UIN Alauddin ia hanya dua kali pulang ke kampung halamannya yaitu Bima Nusa Tenggara Barat (NTB). "pulang kampung itu memerlukan biaya yang sangat tinggi serta jadwal kapal ke Bima itu hanya sekali dalam dua minggu," ujarnya.
Terkadang Imam menjadi penopang hidup adek-adeknya. Pernah suatu saat saudaranya yang kuliah di Universitas Muslim Indonesia (UMI) hendak mengikuti Prektek Kerja Lapangan (PKL) Industri di Jawa. Dan ia membutuhkan dana cukup banyak sebesar Rp 3 juta.
Ketika itu, kedua orang tua Imam pasrah dan mengatakan, "Nak, tidak usah ikut karena ibu tidak punya uang." Mengetahui hal itu terjadi, seketika Imam langsung menggadaikan laptopnya (diperoleh dari hasil beasiswa dan gaji sebagai tenaga pengajar private) agar adeknya bisa mengikuti program PKL tersebut.
Dengan prinsip "Tidak ada yang tidak mungkin kita dapat selama kita mau," Imam menyelesaikan studi di jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar sebagai wisudawan terbaik universitas pada wisuda desember 2010 dengan predikat summa cumlaude Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,99 yang menjadi impiannya sejak awal menginjakkan kaki di UIN Alauddin.
Setelah memperoleh prestasi yang cukup gemilang, Imam langsung ditugaskan menjadi tenaga pengajar di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK). Dalam waktu dekat ini, ia tidak ingin kembali ke kampung halamannya. "saya tidak akan kembali ke Bima dalam waktu dekat ini, karena kalau saya kembali pasti saya hanya jadi guru SD,SMP, atau SMA," ujarnya.
"Saya akan kembali ketika ilmu yang saya miliki betul-betul mapan untuk membangun kampung halaman saya," ujarnya ketika ditemui reporter UIN Online di FTK, Kamis (05/05/2011).
Imam bercita-cita membangun pesantren di Bima yang menjadi pusat studi Islam di Nusa Tenggara Barat (NTB) mengingat Bima sekarang ini berada dalam keterpurukan dari berbagai segi, misalnya ekonomi, pendidikan, moralitas, dan sebagainya. (uin online/ahmad alwy baharuddin)
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post
GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2
Berita Terbaru
Berita Populer
LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
20 September 2024
GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2
20 September 2024
Dua Dosen SPI Ikuti Sosialisasi Si Jawarba oleh Kemenag di Makassar
20 September 2024
Hadiri Simposium Internasional Makassan-Marege 2024, Ketua Produ SPI: Penting dalam Diskusi Lintas B
20 September 2024
HIMAJIP Wadahi Mahasiswa Tentang Literasi di Era Society melalui Kajian Rutin
20 September 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011
Berikut Kuota Jalur SPAN-PTKIN UIN Alauddin
27 April 2018