UIN Alauddin Online - Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar sidang promosi doktor oleh Samsuddin S H I M H, di LT Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Rabu 4 Desember 2024.
Promovendus berhasil meraih gelar Doktor dalam bidang Syariah Hukum Islam, setelah mempertahankan disertasi berjudul "Tradisi Buddu: Ujrah Khatamkan Al-Qur'an untuk Mayit di Kabupaten Wajo Perspektif Hukum Islam".
Dr Samsuddin mengatakan, tradisi khatamkan al-Qur'an untuk mayit (ma'buddu), yang dalam pelaksanaannya terdapat praktik pemberian ujrah (buddu) kepada pangaji yang telah mengkhatamkan al-Qur'an untuk mayit.
"Hal itu merupakan kenyataan konkret dalam realitas mayoritas kehidupan masyarakat muslim di Kabupaten Wajo, ketika ada keluarga yang meninggal dunia. Realitas tersebut, dilakukan oleh masyarakat dalam kesadaran dan perilaku yang berpegang teguh pada tradisi yang dianut, serta diyakini kebenarannya secara turn temurun," ucapnya.
Ia menjelaskan, tradisi khataman Al-Quran untuk mayit di Kabupaten Wajo, bermula pada masa Datok Sulaiman, yaitu apabila ada arung matowa, ranreng, bate lompo hingga para pengerannya meninggal, maka berkumpullah masyarakat di langar kemudian ke masjid untuk mengajissolo kasiwiyang (khatam al-Qu'ran), membacakan doa untuk mayit dan bersedekah serta memberi makan kepada orang banyak yang pahalanya dihadiahkan untuk mayit.
"Tahapan proses pelaksanaan tradisi mengkhatamkan al-Quran untuk mayit dimulai setelah persiapan pengurusan jenazah selesai, mulai dari memandikan, mengafani, menshalatkan dan memakamkan. Kemudian, pihak keluarga duka akan mengundang sepuluh hingga lima belas pangaji untuk melaksanakan khataman al-Qur'an yang pahalanya dihadiahkan kepada mayit," jelasnya.
"Tradisi khatamkan al-Qu'ran untuk mayit biasanya berlangsung hanya satu hari, namun ada juga masyarakat yang melaksanakannya selama tiga hari. Para pangaji masing-masing membaca dua atau tiga juz secara bersamaan sampai khatam tiga puluh juz," tambahnya.
Pria kelahiran Sidenreng Rappang itu menuturkan bahwa, pandangan masyarakat terhadap tradisi ujrah khatamkan al-Qur'an untuk mayit di Kabupaten Wajo, merupakan tradisi yang baik untuk dilaksanakan.
"Karena tradisi ini merupakan wujud kecintaan dan kepedulian keluarga yang ditinggal terhadap si mayit, selain Itu tradisi tersebut juga bisa menjadi motivasi bagi anak-anak untuk belajar mengaji," tuturnya.
Ketua Prodi Ahwal Syakhshiyah, Fakultas Syariah dan Hukum IAI As'adiyah Sengkang itu pun menyampaikan, tradisi ini merupakan tradisi yang relevan dengan anjuran Nabi Muhammad saw, yakni dianjurkan kepada tetangga dan kerabat mayit agar menyiapkan atau membawakan makanan kepada keluarga mayit, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan keluarga yang sedang ditinggal.
"Selain tradisi ujrah (buddu) khatamkan al-Qur'an untuk mayit, terdapat juga kebiasaan masyarakat muslim di Kabupaten Wajo, yakni pada saat masyarakat datang melayat di rumah duka para pelayat masih banyak yang memberikan bingkisan atau sumbangan berupa uang. makanan dan barang-barang tertentu kepada keluarga mayit," Ia mengakhiri.