UIN Alauddin Online - Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin mengadakan seminar nasional secara hybrid, online via zoom meeting dan offline di Hotel Four Point, Makassar, Sabtu (26/3/2022).
Kegiatan yang membahas Quo Vadis Pendidikan di Era New Normal itu dibuka langsung Dekan FTK UIN Alauddin Makassar Dr Marjuni M Pd.
Dalam sambutannya, Dr Marjuni mengatakan, ada empat hal Postulat berpikir dalam pendidikan.
Yang pertama kata Dia, tokoh yang selalu terjebak dalam pikiran pikiran liberal. Kemudian mereka senantiasa terjebak fikih klasik.
"Mereka senantiasa mencoba mensingkronisasikan antara paradigma liberal dan fikih klasik dan senantiasa berpikir keluar dari semua penoropong pendidikan itu dengan orientasi pendidikan model bayani," jelasnya.
Menurutnya, keempat cara itu adalah varian varian pemikiran pendidikan.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan, saat ini ketika mau eksis harus melewati sebuah perubahan.
"Karena sekarang ini eksis ketika mampu melewati sebuah perubahan. Tentu dinamika perubahan senantiasa berjalan, kehidupan kita secara transformatif sehingga membutuhkan pemikiran pemikiran yang elitis," ucapnya.
Dunia pendidikan saat ini, lanjut Marjuni ada empat trend perubahan pertama adalah transformasi digital. Menurutnya, sekarang orang bisa menguasai dunia ketika menguasai digitalisasi.
Kedua adalah tidak terarahnya tujuan perubahan sehingga membutuhkan pemikiran yang cerdas.
"Kemampuan menarasikan sebuah situasi sosial, tentu kemampuan yang dibutuhkan adalah kemampuan pedagogi, literasi, skill senantiasa kita harus bangun dalam kehidupan kita," bebernya.
"Ketiga generasi digital dan keempat adalah sebuah relevansi perubahan, tentu kebutuhan saat ini berbeda yang terjadi dengan dulu kita saat ini harus mendidik sesuai kebutuhan zaman saat ini," sambungnya.
Olehnya itu, Marjuni berpesan tenaga kependidikan harus dituntut melakukan sebuah perubahan guna memperbaiki generasi mendatang.
"Kita dituntut melakukan sebuah perbaikan, melakukan pendalaman baik melalui pedagogi, literasi begitupula pembekalan terhadap SDM," pesannya.
Sejalan dengan itu, Ketua Panitia Seminar Nasional Yusuf Tahir menjelaskan tema tersebut dipilih untuk merespon dunia pendidikan sebagai efek Pandemi melanda duni beberapa tahu terakhir.