UIN Alauddin Online - Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar mengadakan Seminar Internasional di ruang rapat senat lantai IV gedung Rektorat, Kampus II UIN - Gowa, Rabu (9/11/2022).
Seminar Internasional itu mengkaji ayat-ayat kauniyah tentang risalah, pemikiran Bediuzzaman Said Nursi, ulama asal Turki.
Dalam seminar itu menghadirkan tiga narasumber, diantaranya Pembina Yayasan Nur Semesta, Hasbi Sen M Hum, Dosen FAH UIN Alauddin Makassar, Dr Barsihannor dan Dr Nasrullah Bin Sapa Lc MM.
Dalam paparannya, Hasbi Sen M Hum mengatakan, Said Nursi adalah seorang ulama sunni, bermazhab syafii, dalam hal akidah mengikuti pendapat Imam Asy’ari.
Ia juga mnegatakan, Bediuzzaman hidup di satu masa yang filsafat materialisme berkembang luas dan komunisme tersebar ke mana-mana.
"Said Nursi hidup dimasa komunisme tersebar ke mana-mana sehingga menulis sejumlah karya dengan menghembuskan spirit harapan dan iman kepada manusia generasi kita yang sedang goyah seraya membimbingnya menuju jalan iman dan asa," paparnya.
"Beliau menjawab keraguan-keraguan yang bersumber dari naturalisme, materialisme terhadap ajaran Islam," sambung Hasbi Sen dalam materinya bertajuk membaca ayat ayat kauniyah ala Said Nursi.
lebih lanjut, Dia menuturkan, ketika terjadi Perang Dunia I pada tahun 1914, Said Nursi beserta murid-murindnya bergabung dengan pasukan Turki dan melawan Rusia.
"Ketika perang Dunia I pada tahun 1914 berlangsung beliau mengarang tafsirnya berjudul Isyarat al ijaz yang mengungkapkan kemukjizatan alQuran," jelasnya.
Lanjut Hasbi, pada periode Said Jadid, Nursi megarang master pieces-nya, yaitu Risalah Nur dalam bahasa Turki dan Arab.
"Dalam bahasa Turki memuat kumpulan surat-surat, pertanyaan-pertanyaan, kata, cahaya, Tongkat Nabi Musa, pembahasan tentang iman dan kufur, mengungkap kebenaran alam ghaib, Kastamonu Lahikasi , Barla Lahikasi , dan berisi tentang surat-surat Nursi kepada para muridnya dan jawaban untuk surat dari muridnya," tuturnya.
Sementara dua buku dalam bahasa Arab tambah Hasbi, berjudul Isyarat al-I’jaz (tanda-tanda kemu’jizatan al-Qur’an) dan Matsnawi al-‘Arabi an-Nuri.
Esensi Tauhid menurut Said Nursi, kata Hasbi Sen, Tauhid sebagai fondasi Islam yang memiliki empat bukti utama yakni, Alam Semesta (Ayat Kauniyyah), Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW dan hati nurani.
Senada dengan itu, Dr Barsihannor menjelaskan terkait Ekotoesifi Said Nursi, Alam sebagai Tajalli Tuhan.
Dalam materinya, mantan Dekan FAH itu mengatakan, Nursi memahami bahwa alam semesta merupakan manifestasi-manifestasi (tajalliya?t) Allah, atau secara tegas manifestasi dari sifat-sifat, nama-nama, dan tindakan (af’a?l) Allah.
Sedangkan dalam hubungannya dengan manusia, lanjut Barsihannor, Nursi memahami alam sebagai tanda atau bukti yang paling kuat tentang keberadaan Allah swt.
Sementara Dr Nasrullah Bin Sapa Lc MM memnjelaskan Ayat Kauniyah, korelasinya dengan etika konsumsi perspektif Said Nursi.
Dia mengatakan, ada lima rumusan etika komsumsi Said Nursi. Pertama hubungan keimanan dan konsumsi, kepedulian berpengaruh terhadap konsumsi, konsep syukur dan hubungannya dengan konsumsi, konsep keseimbangan dan konsep kesederhanaan terhadap konsumsi.
Kegiatan itu terlakasana atas kerjasama antara UIN Alauddin Makassar bersama Yayasan Nur Semesta Jakarta dan Istanbul Foudation for Science and Culture.