Gambar Sambut maba, Dema FAH UIN Alauddin gelar bedah buku Agroliterasi

Sambut maba, Dema FAH UIN Alauddin gelar bedah buku Agroliterasi

UIN Online - Bagaimana acara penyambutan saat pertama kali Anda jadi mahasiswa? Masih teringat sampai sekarang, bukan?Namun berbeda dengan yang dilakukan Dewan Mahasiswa (Dema) Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Alauddin Makassar ini.

Dema FAH UIN Alauddin menggelar penyambutan mahasiswa baru dengan bedah buku Agroliterasi karya Irsan di LT kampus 2 UIN Alauddin, Samata Kabupaten Gowa, Sabtu (31/08/2019). 

Hadir sebagai pembicara Quraisy Mathar (Kepala Perpustakaan UIN Alauddin Makassar) dan Irsan (Penulis Buku Agroliterasi).

Moderator acara bedah buku Agroliterasi, Rezky Amelia Jumain mengatakan bahwa kegiatan bedah buku tersebut sengaja dikemas dengan cara yang berbeda.

“Kegiatan bedah buku ini merupakan salah satu agenda dari masa orientasi literasi untuk camaba 2019 di fakultas adab,” ujar Rezky, sapaan akrabnya.

“Kegiatan ini dikemas berbeda dari tahun-tahun sebelumnya karena mengingat virus literasi harus disebarkan agar mahasiswa ini melek informasi,” lanjut mahasiswi angkatan 2015 ini.

Menariknya, 500-an peserta yang hadir sangat antusias dengan kegiatan bedah buku ini.

Irsan, penulis buku Agroliterasi mengatakan bahwa kegiatan tersebut merupakan cara penyambutan maba yang kreatif.

“Tentu yang menarik sebenarnya karena kegiatan tersebut merupakan masa orientasi literasi, yang menurutku penyambutan maba yang kreatif,” kata Irsan.

“Menyambut mereka dengan diskusi buku itu keren. Agar maba sudah sejak awal menginjak kampus, terdorong giat membaca dan ke perpustakaan. Apalagi bedah bukunya berbicara perihal literasi.”

Adapun peserta yang hadir berasal dari empat jurusan.

Di antaranya jurusan Ilmu Perpustakaan, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa dan Sastra Inggris, serta dari jurusan Bahasa dan Sastra Arab.

Irsan yang pernah menjadi Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FAH UIN Alauddin Makassar ini melanjutkan bahwa kegiatan ini harus mendapat apresiasi.

“Jadi saya merasakan ada upaya baru dari mahasiswa FAH menyambut adik adiknya dengan peristiwa literasi. Ini sesuatu yang harus diapresiasi,” kata Irsan yang juga ASN dari Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Enrekang ini.

“Tentu tema utamanya ialah bagaimana para mahasiswa baru tersebut untuk aktif membaca dan terlibat dalam aksi literasi. Konsep agroliterasi yang sampaikan juga dapat dipraktikkan mahasiswa ketika misalnya berada di lingkungan sosialnya atau saat melakukan pengabdian masyarakat melalui KKN,” sambung Irsan.

Jadi buku Agroliterasi ini layak diperbincangkan pasalnya buku tersebut dapat mendorong aktifnya masyarakat melakukan pemberdayaan agraris. Hal ini disampaikan oleh Irsan.

Menurutnya, peran mahasiswa ke depan bisa mendorong aktivitas literasi di masyarakat agar menjadi instrumen pembangunan desa.

“Jadi bagaimana ke depannya peran mahasiswa dapat mendorong literasi menjadi salah satu instrumen pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat agraris,” ungkap Irsan.

Pustakawan terbaik dan berprestasi provinsi Sulawesi Selatan tahun 2019 ini juga menyebut bahwa mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora harus melek literasi.

 “Mahasiswa Adab yang di dalamnya adalah calon pustakawan, sastrawan, sejarawan, budayawan, ahli bahasa, harus lekat dengan literasi. Karena itu modal menjadi mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, imbuhnya.

“Termasuk bagaimana mendorong mahasiswa Adab UIN ini bisa berkonstribusi menumbuhkan literasi dari masjid, sebagaimana masa kejayaan Islam dulu ditandai dengan budaya literasi,” tambah Irsan.

Di sisi lain, Quraisy Mathar, pembedah buku Agroliterasi saat dihubungi melalui WhatsApp mengatakan bahwa acara ini menjadi pengantar suasana akademik bagi Maba.

“Kegiatannya bagus, bisa menjadi pengantar suasana akademik untuk para mahasiswa baru.”

Menanggapi buku Agroliterasi yang dibedah, Pak Ais, begitu ia akrab disapa mengatakan kalau menulis itu butuh kekuatan dan keberanian.

“Buku Agroliterasi adalah kompilasi pikiran yang dituangkan menjadi tulisan. Hal ini tak mudah, sebab menulis itu butuh kekuatan dan keberanian, tidak hanya asal tulis, dan Irsan berhasil membuktikan kekuatan dan keberanian itu,” demikian kata Quraisy Mathar yang disampaikan melalui pesan WhatsApp kepada Warnasulsel.[rilis]

Previous Post Perpustakaan UIN Alauddin Makassar Raih Akreditasi A dari Perpusnas RI
Next Post Kabar Duka! Dosen FTK UIN Alauddin Makassar, Muhammad Rusydi Wafat