Gambar Rektor Diundang Bawa Kuliah Umum di Napoli

Rektor Diundang Bawa Kuliah Umum di Napoli

Rektor UIN Alauddin, Prof Dr Azhar Arsyad, 26 April sore, mendadak diundang oleh Kedutaan Besar Italia di Jakarta untuk segera menemui pejabat kedutaan pada tanggal 27 April pagi pukul 11.45 atas diterimanya undangan Universita Degli Studi Di Napoli ?L?Orientale? untuk member kuliah umum tentang Perkembangan Perguruan Tinggi Islam di Indonesia pada tanggal 10 Mei, 2010 mendatang. Universita Degli Studi Di Napoli ?L?Orientale? di Napoli dalam suratnya ke kedutaan Besar Italia di Jakarta yang juga diterima oleh Rektor UIN Alauddin Makassar 26 sore, menganggap UIN Alauddin Makassar sebagai Universitas Islam terbesar di kawasan Timur Indonesia yang perkembangannya akhir- akhir ini dianggap sangat pesat. Pengalaman Rektor UIN Alauddin, Prof. Azhar Arsyad yang pada tanggal 3 Januari 2010, dianugrahi oleh Menteri Agama RI Pin emas berkat kreatifitas, prakarsa, dan paling banyaknya mengadakan pengembangan dan kerjasama luar negeri yang efektif, baik dengan negara-negara Timur Tengah maupun dengan Negara Negara Barat dan Asia. Undangan kali ini datang dari universitas di Napoli. Rektor dua periode ini diminta untuk membagi pengalaman dan keahliannya dalam hal yang menjadi kajian Universitas di Napoli di hadapan civitas akademika Universitas Degli di Napoli. Sebagaimana diketahui, diantara negara-negara yang sudah menjalin kerjasama efektif dengan UIN Alauddin adalah, Saudi Arabia, Mesir, Turki, Australia, Jerman, Amerika, Canada, dan sesama negara Asia, seperti Malaysia, Vietnam, Thailand, Korea Selatan, serta Jepang. Staf humas UIN, Muh. Rapi S.Ag, M.Pd., mengatakan rektornya sejak tahun 1987, sudah sering menerima panggilan dadakan untuk mengikuti konferensi mewakili negara maupun lembaga di luar negeri. Konferensi Rabithatul Jamiaat yang diadakan di Kuala Lumpur 1987 di mana ia diminta memberi presentasi tentang Studi Antar Budaya, Konferensi Janadriah dua kali diundang oleh Kerajaan Saudi Arabia thn. 1996 dan 1998, Simposium Korean Association of Islamic Studies di Seoul Korea Selatan dimana ia diminta untuk menyiapkan makalah berbahasa Inggris 20 halaman dalam waktu satu minggu thn 1995. Di Istambul Turki, di Penang Malaysia, di MIT (Massachussets Institute of Technology) Amerika Serikat bersama Prof. Hefner dan Prof Nakamura, di McGill University, Canada, di University of Western Australia, Perth, dan di berbagai belahan dunia lainnya, sudah biasalah kata Rapi.
Previous Post Upaya Peningkatan Kualitas Pendidikan, Dekan FAH Tandatangani MoA dengan Para Dekan Adab se-Indonesi
Next Post Hadiri Forum ADIA di Banda Aceh, Dekan FAH: Ini Wadah Untuk Lahirkan Pemikiran Pengembangan Ilmu-ilm