UIN Alauddin Online - Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar rapat kerja bertajuk Aktualisasi Budaya Cinta sebagai Pelecut Kinerja Menuju World Class University.
Kegiatan ini dibuka langsung Sekertaris Jenderal Kementerian Agama, Prof Dr Phil H Kamaruddin Amin M A di Hotel Sultan Alauddin, Kota Makassar, Sabtu 8 Februari 2025.
Prof Dr Phil H Kamaruddin Amin M A, dalam sambutannya membahas peran strategis perguruan tinggi Islam dalam pengembangan keilmuan dan sosial, baik di tingkat nasional maupun internasional.
Ia mencontohkan Institusi seperti Al-Azhar dan Universitas Muhammadiyah Madinah menjadi contoh bagaimana tradisi keilmuan yang kuat dapat memberi pengaruh besar bagi dunia Islam.
Para ulama dan sarjana Islam di Indonesia juga dinilai memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas sosial dan politik, meskipun tidak banyak menulis di jurnal internasional. Mereka membina pesantren, memimpin masjid, serta berdakwah langsung kepada masyarakat.
Sementara itu Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof. Hamdan Juhannis, menegaskan pentingnya langkah strategis untuk membawa kampus from local to global recognition.
Ia menyoroti bahwa meskipun UIN Alauddin telah mencapai banyak kemajuan, seperti akreditasi unggul dan pengembangan program studi, tantangan besar ke depan adalah bagaimana meraih rekognisi minimal di tingkat Asia.
“Saat ini, kita telah menyelesaikan banyak hal di tingkat lokal—akreditasi sudah unggul, program studi sudah bergerak maju. Namun, tantangan kita adalah bagaimana menuju rekognisi internasional, minimal di level Asia. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bersinergi," ujar Prof. Hamdan.
Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa UIN Alauddin memiliki banyak dosen muda dan jumlah guru besar yang terus meningkat. Namun, ia mempertanyakan mengapa publikasi ilmiah kampus masih belum sebanding dengan potensi yang ada. Ia juga menyoroti perbandingan dengan UIN lain di Indonesia.
“Data menunjukkan bahwa kita memiliki banyak dosen muda dan jumlah guru besar yang terus meningkat. Namun, pertanyaan besar yang muncul adalah: mengapa hasil publikasi kita masih belum sebanding dengan potensi yang kita miliki? Mengapa kita masih tertinggal dibandingkan UIN Bandung dan UIN Jakarta?" katanya.
Sebagai langkah konkret, Guru Besar Bidang Sosiologi ini meminta tim yang dibentuk oleh Wakil Rektor I untuk menganalisis kesenjangan antara harapan dan realitas dalam aspek internasionalisasi.
Selain itu, ia menekankan pentingnya memperkuat kurikulum yang berbasis nilai-nilai kehidupan, termasuk kurikulum cinta yang kini menjadi tren di Kementerian Agama.
"Prof Nurhidaya, salah satu profesor muda kita telah mengembangkan kurikulum ini berbasis agama dan budaya, dan diharapkan dapat diterapkan di berbagai perguruan tinggi lainnya," pungkasnya.
Ketua Panitia Raker, Drs. H. Suleman, M.Pd, dalam laporanya, menegaskan bahwa rapat kerja ini bukan hanya ajang evaluasi tetapi juga menjadi landasan perencanaan masa depan universitas.
"Kami ingin memastikan bahwa seluruh program yang telah berjalan dapat dievaluasi secara objektif dan menghasilkan perbaikan berkelanjutan. Selain itu, penyusunan program tahun depan harus berorientasi pada peningkatan mutu akademik, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta tata kelola universitas yang lebih baik," ujarnya.
Kepala Biro AUPK ini juga membahas beberapa poin utama yang menjadi perhatian dalam rapat kerja ini antara lain, Perencanaan yang Matang, Penyusunan strategi berbasis evaluasi untuk memastikan efektivitas program kerja.
Kemudian Peningkatan Kualitas, menyusun kebijakan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, serta tata kelola universitas.
Dan selanjutnya Aktualisasi Budaya Cinta, Menguatkan semangat cinta dalam berbagai aspek akademik dan manajerial untuk menciptakan lingkungan kampus yang lebih harmonis dan produktif.
Dengan tema "Aktualisasi Budaya Cinta", kata Drs Suleman, UIN Alauddin Makassar berkomitmen untuk menjadikan prinsip cinta sebagai dasar dalam meningkatkan kinerja institusi. Prinsip ini mencakup cinta terhadap ilmu, kemajuan, sesama, serta budaya akademik yang berkualitas.