UIN Alauddin Online - Pusat Kajian Islam, Sains, dan Teknologi (Puskaistek) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) berkolaborasi dengan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar menggelar Focus Group Discussion (FGD)
Kegiatan yang mengusung tema "Implementasi Integrasi Interkoneksi Islam, sains dan Teknologi berbasis Moderasi Beragama" ini digelar di Gedung PPG Kampus 3 UIN Alauddin Makassar pada Kamis 3 Oktober 2024.
Kegiatan tersebut dihadiri oleh Kepala LP2M, Dr Rosmini Amin M Th I, Kepala Puskaistek, Prof Dr Drs H Supardin M H I, Dekan FTK, Dr H Andi Achruh M Pd I, para Wakil Dekan, Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan, dosen, tenaga kependidikan dan mahasiswa dalam lingkup FTK.
Dalam sambutannya, Dekan FTK Dr H Andi Achruh mengingatkan pentingnya pembahasan mengenai moderasi beragama.
“Perbedaan pasti ada tapi berbeda pendapat bukanlah sebuah masalah,” katanya.
Selanjutnya Kepala LP2M, Dr Rosmini Amin menyebutkan tujuan pelaksanaan kegiatan ini, yaitu merumuskan pedoman integrasi moderasi beragama dalam ilmu pengetahuan.
Adapun dua narasumber yang dihadirkan diantaranya Dr Syamsurijal S Ag M Si yang merupakan peneliti pada Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Dr Ahmad Afif S Ag M Si selaku dosen FTK.
Dalam materinya, Dr Syamsurijal membahas mengenai penguatan nilai moderasi beragama dalam pendidikan sains dan teknologi berbasis Islam.
Alumni IAIN Alauddin tersebut menyebutkan bahwa relevansi moderasi beragama dalam pendidikan sains dan teknologi modern adalah membangun keseimbangan antara pentingnya berbagai ilmu dan teknologi dan bagaimana meletakkan agama dalam konteks keilmuan tersebut.
Ia juga menjelaskan cara moderasi beragama dalam kurikulum sains, yaitu dengan integrasi nilai moderasi beragama dalam mata pelajaran sains dan teknologi, serta mengajarkan etika sains sesuai ajaran moderasi Islam.
Selanjutnya, Dr Ahmad Afif membahas mengenai kolaborasi implementasi moderasi beragama dalam pendidikan. Indikator moderasi beragama, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, antikekerasan dan penerimaan terhadap tradisi.
Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Islam (MPI) tersebut juga memaparkan strategi implementasi moderasi beragama, yaitu penguatan cara pandang, sikap, dan praktik beragama jalan tengah.
"Selanjutnya, penguatan harmonisasi dan kerukunan umat beragama, penyelarasan relasi agama dan budaya, peningkatan kualitas pelayanan kehidupan beragama, serta penguatan ekonomi dan sumber daya keagamaan," paparnya.