UIN Alauddin Online – Mantan Rektor UIN Alauddin Makassar periode 2011–2014, Prof Qadir Gassing, resmi memasuki masa purnatugas pada usia 70 tahun. Ia mengakhiri kariernya sebagai Ketua Senat Akademik Universitas.
Dalam Sidang Senat Tertutup Pemilihan Ketua Senat di Gedung Rektorat, Kampus II pada Selasa, 3 Desember 2024, Prof Qadir menitipkan dua nasihat penting untuk membangun masa depan kampus yakni ikhlas bekerja danmenjaga kesehatan.
"Ikhlas itu kunci keberkahan," ucap Prof Qadir. Mengutip Surah Al-Insan ayat 9, ia menekankan bahwa segala upaya harus dilandasi oleh niat tulus tanpa mengharap imbalan duniawi.
Dalam dunia tasawuf, ia menjelaskan tiga tingkatan ikhlas, pertama Ikhlas karena berharap rezeki dari Tuhan (tingkat dasar), kemudian Ikhlas karena mendambakan surga (tingkat menengah) dan Ikhlas tertinggi, di mana seseorang berbuat tanpa mengharap apapun, menyerahkan segalanya kepada kehendak Tuhan.
"Ikhlas ketiga anda mengerjakan apa saja jangan berharap apa apa. Toh tuhan itu sudah tau biarkan tuhan yang atur. Kata orang tasawuf itu level iklas paling tinggi, Wallahu A'lam Bishawab," pesannya.
Prof Qadir mengenang pesan Gurutta Sanusi Baco saat dirinya menjabat sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum. "Qadir, biar banyak uang, kalau kau sakit, apa gunanya? Bahkan kalau kau punya dua-tiga istri pun, kalau sakit, apa yang bisa kau lakukan?"_ katanya, disambut tawa para senator.
Ia menegaskan, uang yang berkah adalah hasil kerja ikhlas, dan kesehatan adalah investasi utama untuk menjalani kehidupan dengan optimal.
Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis, memberikan apresiasi tinggi atas dedikasi Prof Qadir. "Beliau adalah sosok yang hangat, mengayomi, dan sangat responsif. Terima kasih atas kontribusi besar yang tidak ternilai, baik sebagai dosen maupun pemimpin. Kami mendoakan yang terbaik untuk beliau," ujar Prof Hamdan.