UIN Online - Biasanya oleh-oleh identik dengan barang atau cemilan khas yang diberikan, tapi tidak demikian dengan oleh-oleh dari Pekerja Seni Kampus (PSK) Makassar. Mereka meramu malam dengan pementasan yang dibungkis sebagai oleh-oleh musik, puisi, teater, dan monolog untuk Pitot, kawan yang datang dari Jakarta.Pementasan tersebut buah kerja sama PSK dengan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Seni Budaya eSA, Unit Pengembangan Kreatifitas Seni Budaya dan Sastra UMI, Teater Kampus UNM, Lembaga Seni and Sport LP3I.Ajang pementasan tersebut juga menjadi malam silaturahmi dan keakraban sesama Pekerja Seni Kampus (PSK) se-Makassar dan pemberian oleh-oleh untuk kawan yang datang dari Jakarta di gedung D, Kampus I UIN Alauddin , Rabu, 28 Desember.Kegiatan yang dikemas dalam bentuk pementasan tersebut menjadi malam panjang. Para PSK yang hadir diberi kesempatan untuk unjuk kebolehan di atas panggung. Mulai dari bermusik, pembacaan sajak, teater, dan monolog. "Kami sengaja menyediakan panggung sederhana, lengkap dengan properti dan lighting untuk kebebasan kawan-kawan PSK Makassar berekspresi," papar Albar, selaku panitia penyelenggara.Sajak Jati Cinta karya Asia Ramli Prapanca dibawakan menarik oleh Anjas Terkam. Tak mau ketinggalan, Nitro Art Club, Bestra, Aksara, Talas, Sangdipa, dan lainnya bergantian mengisi ruang-ruang kosong panggung.Monolog berjudul Tanda Tanya yang dimainkan Muhajir Terkam menyedot perhatian para PSK lainnya. Ia melakoni peran sebagai orang yang pernah gila, kemudian mempertanyakan alasan kegilaannya. Ketika sadar dan menjadi normal, justru lebih banyak kegilaan yang ia dapat. Pitot yang mewakili teater Camuss (Kreatifitas Mahasiswa Universitas Islam As-syafi'iyah) Jakarta, sengaja datang untuk menjalin siliaturahmi. Ia tak menganggap para PSK Makassar sebagai kawan, malainkan sebagai sudara."Semakin banyak saudara , semakin banyak rezeki." Papar Pinot yang menikmati suasana terakhirnya di Makassar dan mendapat oleh-oleh istimewa malam itu. (*)
