Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Perkenalkan Farmasi dan Kesmas Berakar Quran Sunnah
15 Mei 2010
Prof Dr Azhar Arsyad MA dari Roma, Italia
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online - KAMIS (13 Mei) pukul 08.00 waktu setempat, saya dan ibu mencoba jalan sendiri ke stasiun kereta api Kota Roma namanya Roma Termini. Habis beli tiket menuju Kota Pisa untuk dua orang senilai 194 euro pp . Kami menempuh perjalanan dalam waktu 3 jam langsung dengan melewati platform sebanyak 24 perhentian. Platform tempat kereta menuju Pisa berhenti, hanya bisa diketahui lewat layar monitor. Seperti di bandara, 10 menit sebelum kereta tiba suasana hiruk pikuk manusia mewarnai keramaiannya. Setiba di stasiun Pisa Centrale, saya memanggil taksi dan minta mengantar kami ke Universitas Pisa yang didirikan tahun 1343 M. Universitas Pisa salah satu universitas paling prestisius dan paling kuno di Eropa. Bahkan ada yang mencatat universitas ini sudah ada sejak abad sebelas (11) dan karena Galileo lahir dan belajar disini orang banyak menyebutnya sebagai universitas Galileo. Galileo manjadi guru besar di Universitas Pisa dalam bidang Matematika tahun 1589. Kota Pisa sangat terkenal obyek wisatanya karena Menara Pisa --yang miring tidak pernah lurus, menjadi menara gereja besar yang didirikan tahun 1200 an M. Universitas Pisa didirikan tahun 1343. Meskipun ada yang mengatakan pada abad 11. Tempat ini awalnya dinamai Studium Pisa atau Studium General, meskipun akhirnya diakui sebagai universitas. Konsentrasi awalnya hanya terbatas pada bidang teologi, hukum civil, hukum adat dan kedokteran. Atas jasa Lorenzo dei Medici, Studium Pisa mengalami kemajuan pesat dalam konstruksi fisik tahun 1486. Hingga dinamai Palazzo della Sapienza (Pusat Ilmu Pengetahuan). Sekalipun mengalami pasang surut, dalam perkembangannya, Universitas Pisa memiliki 11 fakultas dan 57 jurusan. Universitas tersebut sebagai research centre dalam bidang pertanian, komputer, teknik, kedokteran, dan kedokteran hewan. Menara Pisa sangat unik dibangun thn 1300 an tempat Galileo berkontemplasi dan bereksperiment. Menara ini selalu diusahakan lurus ke atas, tapi tidak pernah mau tegak. Akhirnya dibiarkan saja miring sampai ke atas puncaknya dan menjadi obyek wisata yang dikunjungi ribuan turis setiap harinya Untuk masuk harus antri dan menunggu waktu yang ditetapkan. Tiket masuk senilai 30 euro masuk untuk sampai naik ke atas. Di sekitar menara ada deretan tempat buang air kecil yang moderen memakai sensor dan membayar 60 sen euro. Menara ini berdampingan dengan Universitas Pisa tempat Galileo Galilei belajar. Di Universitas Pisa yang bertetangga dengan Pisa la Torre saya diterima oleh Prof Dr Walid yang berkebangsaan Irak dan didampingi yang istrinya berkebangsaan Amerika --berprofesi sebagai sutradara film. Lalu saya memperkenalkan UIN Alauddin yang punya program studi keperawatan kebidanan farmasi dan kesehatan masyarakat yang berakarkan Quran-Sunnah, dia sangat tertarik dan berencana akan ke UIN Alauddin. Pulang dari Stasiun Pisa pukul 17.00 waktu setempat, sampai di Roma pukul 20.00 malam dan waktu magrib jam 20.45. Maghrib malam karena waktu siang lebih panjang dari malam saat musim panas. Sedangkan waktu subuhnya pukul 04 30. Waktu menuliskan kabar ini, tepat di hari Sabtu 15 Mei, saya sudah berada di Spanyol dalam perjalanan di atas kereta dari Madrid ke Granada. Waktu subuh di Granada pukul 05:07. Matahari terbit 06:58, magribnya pukul 21:25 dan isya pukul 23:09. Selanjutnya catatan perjalanan kemarin waktu tiba dijemput KBRI Spanyol langsung diminta baca khutbah Jumat dan berbincang lama dengan duta besar RI untuk Spanyol. (*)
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Tebar Berkah Ramadhan, FUF UIN Alauddin Makassar Salurkan 110 Paket Ramadhan Untuk CS hingga Tendik
Next Post
IO UIN Alauddin Makassar Hadirkan Perwakilan Konjen Australia Bahas Peluang Beasiswa di Negeri Kangg
Berita Terbaru
Berita Populer
Tebar Berkah Ramadhan, FUF UIN Alauddin Makassar Salurkan 110 Paket Ramadhan Untuk CS hingga Tendik
13 Maret 2025
IO UIN Alauddin Makassar Hadirkan Perwakilan Konjen Australia Bahas Peluang Beasiswa di Negeri Kangg
13 Maret 2025
UIN Alauddin Makassar Berlakukan WFH, Pegawai Kerja dari Rumah Setiap Jumat
11 Maret 2025
Prodi BSA UIN Makassar Jalin Kerjasama dengan Sastra Arab Unismuh Gorontalo
10 Maret 2025
Kupas Makna Sosial Puasa, Prodi BSA UIN Alauddin Hadirkan Syekh Asal Mesir
10 Maret 2025
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011