Gambar PD III Saintek Pertanyakan Realitis Antara Misi dan Masa Jabatan Kandidat BEM Sains

PD III Saintek Pertanyakan Realitis Antara Misi dan Masa Jabatan Kandidat BEM Sains

UIN Online - Pembantu Dekan III Bidang Kemahasiswaan Fakultas Sains dan Tenologi (FST) Universitas Islam Negerei (UIN) Alauddin Makassar Hasyim Haddade Lc MAg mempertanyakan realitas antara visi, misi, dan masa jabatan ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FST.

Hal tersebut disampaikan Hasyim dalam dialog terbuka kandidat BEM FST yang digelar di teras depan kelas lantai I gedung FST yang langsung berhadapan dengan runag kelas lain, Senin (09/01/2012).

Setelah pemaparan tiga kandidat ketua BEM, yakni Anugrah Firmansyah dari jurusan Fisika Semester VII, Tamsil Dahlan dari jurusan Teknologi Informatika, dan Ardan Setyadi dari jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK).

Mereka kemudian dinilai oleh panelis yang terdiri dari  PD III Sains, Hasyim Haddade Lc M Ag,  Ketua jurusna PWK Jamaluddin Jahid ST M Si IAP, dan   Kasubag Akademik FST, Nurmiah  Muin, S IP MM.

"Seandainya bisa tiga BEM yang memimpin Sains maka ketiga orang ini layak menjadi ketua BEM. Saya simpulkan, dari visi-misi orang Sains saja bisa bicara tentang moral, peradaban, dan akhlak," ujarnya.

"Maka calon seperti inilah pemimimpin kita ke depannya. "Tapi yang menjadi tanda tanya, apakah visi misi tersebut bisa diwujudkan ke dalam hanya dalam jangka waktu satu tahun?" lanjut Hasyim.

Di lain sisi, Jamaluddin Jahid justru berharap bahwa siapapun yang terpilih dari ketiganya, dia harus memikul beban yang sangat berat. Karena hanya UIN yang menyandang dua gelar sekaligus.

Yakni sebagai universitas negeri sekaligus sebagai universiats Islam. menurutnya, BEM yang terpilih harus punya program yang mengarah ke 3 P. Yaitu pencerdasan, pencerahan, dan Prestasi.

"UIN Selalu menjadi bahan sorotan. Olehnya itu siapapun yang terpilih harus mengubah mainstream prinsip antara aksi demo atau demo aksi," pungkas Jamaludin. (*)

Previous Post Pemerintah Akselerasi Sertifikasi Halal Produk Makanan-Minuman di 3.000 Desa Wisata
Next Post DWP Pascasarjana Adakan Diskusi Terbatas Tentang Perempuan dan Pendidikan