Gambar Mengenal Sosok Prof Dr H Musafir Pababbari

Mengenal Sosok Prof Dr H Musafir Pababbari

DI lingkungan Kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, siapa yang tak mengenal sosok Prof Dr H Musafir Pababbari MSi. Bagaimana tidak dikenal sosoknya, karena Prof Musafir merupakan pembantu rektor (PR) II bidang administrasi.

Walau begitu, mengenang masa lalunya, Prof Musafir tidak pernah berpikir bakal menjadi guru besar dan dosen seperti sekarag dialaminya. Pasalnya sejak muda, ia tak berpikir kelak mau menjadi apa nantinya.

"Saat itu, kalau saya selesai kuliah, saya hanya yakin bahwa yang memiliki ilmu pengetahuan dan iman, sesuai janji Allah, akan ditinggikan derajatnya. Hal ini seperti tertera pada Quran Surat Al Mujaadilah ayat sebelas," terang Prof Musafir.

"Saat ini saya bisa merasakan seperti sekarang itu semua karena ketekunan saya dalam belajar. Saya akui saat masih kuliah dulu sangat sedikit yang saya ikuti organisasi ekstra ataupun intra kampus karena memang prioritas saya waktu itu memang hanya untuk belajar dan belajar," ujar istri dari Dra Hj Hadijah Rasyid MH ini.

Mekipun demikian, alumni Madrasah Muallimin Muhammadiyah, Makassar ini juga pernah aktif, di beberapa organisasi kepemudaan seperti Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Saat ditemui di ruang kerjanya, PR II yang akrab disapa dengan Prof Musafir ini membagi sedikit perjalanan hidupnya di masa sekolah dan kuliah kepada reporter UIN Online, Selasa (10/5/2011).

Guru besar yang pernah mengenyam pendidikan strata I di IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta ini memiliki tekad yang kuat untuk menjadi yang terbaik selama di bangku pendidikan.

Banyak di Perpustakaan
Menurut buah hati dari HA Pababbari Pangerang dan Hj Wettoweng Saleh Paranrengi, semasa kuliah dulu, ia lebih banyak menghabiskan waktunya di perpustakaan. Saking hobinya di perpus, sampai teman-teman kuliahnya menilai sosok kutu buku.

Pada tahun1982, mantan Dekan Fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddn ini kuliah di IAIN Kalijaga mengambil jurusan perbandingan agama. Yogya menjadi tujuan pendidikan ayah tiga orang anak ini untuk menimba ilmu karena memang ingin fokus belajar dan kuliah.

"Motivasi saya untuk kuliah di Yogya karena kota itu dikenal sebagai Kota Pendidikan. Makanya saya lari kesana untuk melanjutkan pendidikan. Saya mengambil jurusan perbandingan agama dengan alasan ingin mendalami keagamaan," terangnya.

Tak Bisa Pisah
Seperti mahasiswa pada umumnya, Musafir muda awalnya sangat berat untuk berpisah dengan orang tuaya. Bapak kelahiran Makassar ini sangat dekat dengan ibunya hingga berat hati untuk berpisah.

"Saat itu sangat berat untuk berpisah dengan orang tua, sebab Yogyakarta itu jauh. Tapi lama-kelamaan akhirnya saya betah juga berada di sana. Mungkin karena sejak awal tujunnya untuk belajar akhirnya jadi kerasan tinggal di Yogya," ujar ayah dari Alef Rasyidi Pababbasi

Musafir muda memang tergolong mahasiswa yang memiliki kelebihan dibandingkan mahaisswa lain. Pada tahun 1987, ia telah menyelesaikan kuliah dengan mengambil judul penelitian, Maturitas Agama: Studi Sosiologis tentang Pengalaman Keagamaan

"Karena tujuan saya kuliah, maka saya fokus belajar dan tergolong mahasiswa terbaik karena mampu menyelesaikan strata satu (S1) dalam jangka waktu singkat. Saat itu saya menyelesaikan kuliah selama sepuluh semester. Padahal normalnya bisa sampai tujuh tahunan lebih," ujarnya.

Jadi Asdos di Yogya
Setelah selesai S1 dan dinilai sebagai lulusan terbaik, Musafir pun sempat bekerja sebagai asisten dosen (Asdos) di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Ia pun ole dosen-dosennya di fakultas ushuluddin diminta untuk tetap tinggal. Namun ternyata kedua orang tuanya memiliki keinginan berbeda. "Saya diminta kembali ke Makassar. Waktu itu saya tak bisa menolak dan tentunya mengikuti keinginan orang tua," terang Musafir.

Sepulang ke Makassar, pada tahun 1989 ia pun tak melewatkan kesempatan ketika ada penerimaan dosen di IAIN Alauddin Ujungpandang (sebelum berubah menjadi UIN Alauddin Makassar). Dan pada kesempatan pertama, Musafir muda, terpilih sebagai salah satu dosen Kampus Hijau.

Setelah mengabdi selama 10 tahun lebih, tahun 2001, kemudian Musafir melanjutkan pendidikan ke jenjang strata dua (S2). Bapak kelahiran tahun 1956 ini melanjutkan S2 di Universitas Hasanuddin (Unhas). Adik dari Dr H M Najib Pababbasi ini memilih jurusan umum yakni sosiologi sebagai disiplin ilmunya.

"Saat itu alasan saya mengembil jurusan sosiologi karena kita seseorang tak bisa melakukan perbandingan agama kalau tidak memahami sosiologi. Sosiologi dan perbandingan agama saling berkaitan," jelas Musafir yang dikenal dengan kumis tebalnya ini.

"Saya mengambil contoh, misalnya saja, terjadi radikalisme (kekerasan) terhadap agama. Kita tidak dapat mengetahui apakah itu sebuah bentuk kekerasan agama atau tidak. Nah ini berkaitan dengan sosiologi," katanya diiringi senyuman.

Setelah menyelesaikan pendidikan S2 selama tiga tahun, berikutnya, Bapak kelahiran 17 Juli ini melanjutkan kuliah program doktoralnya oada tahun 2004 . Masih di kampus yang sama di Universitas Hasanuddin dengan jurusan sosiologi.

Selesai S3 di Unhas, Musafir belum juga puas. Tahun 2009, guru besar UIN Alauddin Makassar ini kembali melanjutkan kuliah post doctoralnya di Universitas Hamburg, Jerman pada bidang social studies.

Pernah Jual Batik
Sebuah kesyukuran dirasakan PR II UIN Alauddin Makassar ini, karena selama kuliah di Jerman, ia tidak perlu memikirkan biaya. Walaupun demikian, selama kuliah di Yogya, ia pernah mencoba berbisnis kecil-kecilan.

"Ketika masih kuliah di Yogya saya iseng-iseng berbisnis kecil-kecilan. Saya pernah mengirim kain atau baju batik ke Makassar untuk dijual. Ini juga saya lakukan sekadar mengisi waktu saja karena ada teman yang mempercayai saya," ujar anak keenam dari sepuluh bersaudara ini.

"Yah, tidak ada salahnya jika dicoba. Hasilnya juga lumayan menambah biaya hidup selama di Yogya. Saya pikir mahasiswa sekarang juga jangan gengsi untuk menjual atau berbisnis kecil- kecilan. Sekaligus melatih jiwa berwirausaha," pungkasnya membagi pengalamannya. (UIN Online/Eka Novi Fitrianty B)

Data diri
* Nama: Prof Dr H Musafir Pababbari MSi
* NIP/NIK: 19560717 198603 1 003
* Tempat dan tanggal lahir: Makassar 17 Juli 1956
* Nama istri: Dra Hj Hadijah Rasyid MH
* Jumlah anak: 3 (tiga) orang
* Golongan/pangkat: IV/c / Pembina Tk.I  
* Jabatan fungsional: Guru Besar    
* Perguruan tinggi: Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar
* Alamat kampus: Jl. Sultan Alauddin No. 63 Makassar
* Rumah: BTP Blok A Jln.Kebahagiaan Utara 15 No.435
* E-mail: musafirs3@gmail.com
Previous Post Tim LDRH UIN Alauddin Juara 2 Kompetisi Essay Hukum Tingkat Nasional
Next Post Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar Raih Juara Kategori Video Ter-estetik