Gambar Mempertanyakan Wajah Bangsa 20 Tahun ke Depan

Mempertanyakan Wajah Bangsa 20 Tahun ke Depan

UIN Online - Pendidikan dan karakter sekarang ini berada di persimpangan jalan. Apakah itu punya harapan dan hanya fatamorgana saja? Atau hanya sebagai oase di tengah padang pasir?

Pertanyaan tersebut dilontarkan Sekretaris Lembaga Pemeberdayaan Masyarakat (LPM) Universitas Islam Makassar (UNM), Prof Dr Alimuddin Mahmud, saat menghadiri seminar Nasional Pendidikan.

Seminar tersebut diadakan oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Fisika Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Selasa (20/12/2011).

Ketua Jurusan Fisika UIN Alauddin Makassar, M Yusuf Hidayat MPd ketika memberikan sambutan, mengatakan wacana pemerintah untuk mengembalikan karakter bangsa yang telah hilang dinilai sulit untuk dikembalikan.

Meski ada rujukan susunan kebijakan nasional pembangunan karakter dari pemerintah, seperti Undang-undang RI tahun 2007 RPJPN 2005-2025, atau intruksi Presiden no I tahun 2010 tentang percepatan pelaksanana  perioritas pembangunan nasional tahun 2010 dan sejumlah kebijakan lainnya.

"Pendidikan karakter itu susah untuk diterapkan. Terlebih jika melalui pendidikan formal kecuali dengan metode home school. Tidak ada gunanya dana besar yang dikeluarkan oleh pemrintah jika tidak dimulai dari rumah tanggga,"katanya pada seminar yang bertema Pendidikan Berbasis Karakter Demi Mencetak Tenaga Pendidik Profesionalisme yang Berlandaskan Akhlak Mulia.

Selain itu, pembentukan karakter juga dimulai dari guru atau pengajar. Pembantuk karakter 20 tahun yang lalu tercermin pada bangsa yang sekarang ini. "Jadi, bagaimana wajah bangsa 20 tahun ke depan jika sekarang terus diwarnai dengan demo di mana-mana?" papar LPMP Sulsel, Drs Halim Muharram M Pd.

Menurutnya karakter tersebut tercermin pada perilaku. Dan, medianya untuk mengembalikan karakter yang hendak hilang itu melalui satuan pendidikan dan media massa. Meda tersebut diharapkan terbentuk melalui oleh pikir, olah hati, olah rasa dan karsa, dan olah raga.

Prof Dr Alimuddin mengutip dari kata-kata Muhtar Lubis bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang hipokrit atau munafik, bangsa yang segang bertanggung jawab, bangsa feodal, percaya takyul dan lainnya. (*)

Previous Post Sekjen Kemenag RI Kukuhkan Tujuh Pejabat Fungsional SDM UIN Alauddin Makassar
Next Post Pascasarjana UIN Alauddin Makassar Benchmarking ke UIN Siber Syekh Nurjati, Perkuat Sinergi PJJ