Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Masyarakat Melayu Tidak Benarkan Perkawinan Beda Agama
10 Juni 2010
Widyawati
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online ?Salah satu pemateri Seminar Antarbangsa pada komisi D (komisi yang membicarakan perbandingan agama dan sosial agama) Prof Madya Dr Jaffary Awang menyatakan, masyarakat melayu tidak membenarkan perkawinan beda agama. ?Orang Melayu tidak mengizinkan dan tidak membolehkan keluarganya kawin dengan orang non Islam, hal ini membuktikan bahwa adanya aqidah Islam yang tersimpan dihati sanubari warga melayu? ungkap Prof Jaffary Selain itu, dosen fakultas Filsafat universitas Kebangsaan Malaysia ini juga memaparkan beberapa kebiasaan masyarakat Melayu yang mencirikan budaya Islam seperti pola dan kebiasaan hidupnya mulai dari cara makan, berbicara dan bertingkahlaku. Selain Prof Madya Jaffary, seminar antarbangsa pada komisi D juga menghadirkan lima pembentang lainya, yaitu Nur Farhana Abdul Ranman dari universitas Kebangsaan Malaysia (UKM), Dr Abdullah bin Abd Thalib M Ag dari UIN Aluddin Makassar, Dr Khadijah Mohammad Hambali, Soraya Sintang dari Universitas Malaysia Sabah serta Mohammad Sapaai Jamain dari Universitas Serawak. Semua pembentang tersebut masing ? masing memaparkan satu judul makalah yang berbeda namun masih dengan tema yang sama yaitu ?Perbandingan Agama dan Sosial Agama?.
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Diskusi Publik Soft Opening Kopi Kolektiv Bahas Demokrasi Kampus dan Koperasi Alternatif
Next Post
Ramah Tamah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Bersama Alumni Angkatan ke-111 Wisuda
Berita Terbaru
Berita Populer
Diskusi Publik Soft Opening Kopi Kolektiv Bahas Demokrasi Kampus dan Koperasi Alternatif
21 Mei 2025
Prestasi Internasional: Dosen Biologi UIN Alauddin Makassar memenangkan kompetisi riset di Inggris
21 Mei 2025
Ramah Tamah Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar Bersama Alumni Angkatan ke-111 Wisuda
20 Mei 2025
Puslitpen LP2M Gaet Dosen Terbitkan 75 Judul Buku
20 Mei 2025
*Mahasiswa Kesejahteraan Sosial UIN Alauddin Gelar Seminar Edukasi Digital di SMAN 10 Gowa*
20 Mei 2025
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011