UIN Alauddin online - Mahasiswa Program Studi (Prodi) Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Alauddin Makassar telah mengadakan kunjungan yang menarik ke salah satu klenteng terkenal di Kota Makassar.
Pada hari Sabtu (10/6/2023), mahasiswa Fakultas Adab dan Humaniora, khususnya dari Prodi (SPI) Kelas AK.2 Semester 6 dan AK.3 Semester 4, memanjakan mata mereka dengan keindahan Klenteng Xian Ma yang terletak di Jalan Sulawesi.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka mempelajari mata kuliah Komunikasi Antar Budaya dan Historiografi yang sedang mereka jalani. Dosen pengampu, Dra. Nuraeni S., MM. dan Mastanning, S.Hum., M.Hum., turut hadir untuk memberikan pengarahan kepada para mahasiswa.
Dra. Nuraeni S., MM., salah satu dosen pembimbing, berbagi pandangannya tentang pentingnya memahami budaya dan sejarah sebagai bagian integral dari studi sejarah peradaban Islam.
"Kunjungan ini memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melihat secara langsung bagaimana keberagaman budaya dan agama dapat hidup berdampingan secara harmonis di Indonesia. Ini adalah pengalaman yang tak ternilai bagi mereka dalam mengasah pemahaman tentang sejarah dan meningkatkan kepekaan terhadap nilai-nilai toleransi," ujar Dra. Nuraeni.
Senada dengan Mastanning, S.Hum., M.Hum., yang juga menjadi dosen pembimbing, menekankan pentingnya pemahaman lintas budaya dalam pembelajaran sejarah.
"Kunjungan ke klenteng ini memberikan perspektif baru kepada mahasiswa dalam memahami sejarah dan peradaban Islam, terutama dalam konteks hubungan dengan budaya Tionghoa. Mereka dapat melihat bagaimana interaksi dan saling pengaruh antara budaya-budaya tersebut terjadi selama berabad-abad," kata Mastanning.
Dengan penuh antusiasme, Hendra Ujiman sebagai pemandu turut menjelaskan sejarah panjang dan makna-makna yang terkandung di dalam klenteng tersebut. Menurut Dia, lenteng ini dikenal sebagai klenteng tertua di Kota Makassar dan merupakan salah satu pusat ibadah bagi masyarakat etnis Tionghoa.
Bangunan klenteng yang megah dan imposan ini terdiri dari lima lantai yang dapat diakses melalui lift. Arsitektur klenteng yang mempesona dengan perpaduan cat warna cream, merah, dan kuning emas membuatnya menjadi daya tarik yang tak terelakkan bagi pengunjung. Tidak hanya itu, Klenteng Xian Ma juga memiliki hiasan-hiasan tradisional yang memperkaya nilai budaya dan sejarahnya.
Hendra Ujiman dengan penuh semangat menjelaskan sejarah klenteng dan makna-makna yang terkandung di dalamnya. Para mahasiswa antusias mendengarkan penjelasan tersebut, karena mereka tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang sejarah, tetapi juga memahami betapa pentingnya menjaga keberagaman budaya dan toleransi antarumat beragama di Indonesia.
Selain menjadi tempat ibadah, Klenteng Xian Ma juga memiliki peran aktif dalam kegiatan sosial. Setiap harinya, klenteng ini dikunjungi oleh masyarakat dari berbagai lapisan dan suku, yang tertarik untuk mengagumi keindahan dan kekayaan budaya Tionghoa yang terpancar dari setiap sudut bangunannya.
Kunjungan ini menjadi pengalaman berharga bagi para mahasiswa, karena mereka tidak hanya memperoleh pengetahuan akademik tetapi juga memperdalam pemahaman tentang keberagaman budaya di Indonesia.
Mereka berharap bahwa kunjungan seperti ini dapat terus dilakukan untuk meningkatkan pemahaman antarbudaya dan menguatkan ikatan harmoni di tengah-tengah masyarakat yang multikultural.