Gambar Mahasiswa PAI UIN Adakan Dialog Akhir Tahun

Mahasiswa PAI UIN Adakan Dialog Akhir Tahun

UIN Online - Jurusan Pendidikan Agama (PAI) Fakultas Tarbiah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar mnggelar dialog akhir tahun. Dialog bertema Pembaharuan Diri Terhadap Tahun Baru Hijriah dan Masehi, di masjid kampus I UIN  Alauddin Makassar, Sabtu (24/12/2011).

Dialog tersebut menghadirkan mubalik, Dr H Hamzah Harun Al Rasyid MA, dan Penghulu Kementrian Agama Islam Makassar,  Syamsul Alam Usman M Ag.

Dalam dialog ini banyak membahas tentang seharusnya sifat seorang msulim tatkala menghadapi antara tahun baru Hijriah dan Tahun baru masehi. Bagi Pembantu Dekan II Tabiah, Dr H Muh Amri LC MA ketika membuka dialog, kegiatan ini bukan tandingan jika menginginkan perayaan antara tahun Hijriah sama dengan perayaan tahu Masehi.

"Jika tahun masehi dirayakan dengan memakai petasan dan berfoya-foya, jangan samakan. Jika itu juga yang akan dilakukan ketika merayakan tahun hijriyah. Cukup tahun kita rayakan dalam bentuk zikir atau dialog," kata PD II.

Ia menambahkan, cukup jurusan PAI menyosialisasikan penanggalan Hijriyah. Karena masih banyak orang yang belum hafal bulan termasuk penagggalannya. Menurutnya, UIN telah melakukan hal tersebut.

Hamzah Harun juga menyatakan tahun Hijriyah dan Masehi merupakan peradaban. Ia akan mengalir apa adanya. Sebagai umat Islam, ketika mendapati kedua tahun tersebut mesti merayakannya dengan nuansa keislaman.

"Ada yang menyatakan bahwa ketika tahun baru kita zikir itu diklaim bid'ah atau bukan kebiasaan Muhammad, itu tidak benar. Zikir bisa saja dilaksanakan dalam kondisi apapun. Setidaknya, ketika tahun baru kita bisa mengislamkan orang Islam yang belum sepenuhnya Islam," papar Hamzah Alumni Al Azhar Kairo dan Universitas Kebangsaan Malaysia.

Syamsul Alam menyatakan, adanya pergantian siang dan malam, bulan, dan tahun mestinya menjadi bahan renungan manusia. Pergantian hari justru mengurangi umur seseorang. Ia menyarankan, untuk menggunakan waktu 24 jam tersebut, menyisipkan waktu bermunajat, intropeksi diri, memikir kecintaan Allah, dan bekerja. (*)

Previous Post Prodi Ilmu Perpustakaan UIN Alauddin Bahas Literasi Digital pada Pengabdian Masyarakat di SMK Pratin
Next Post Tim Akuntansi UIN Alauddin Makassar Raih Juara 1 dan 3 pada DIGIBIZ Business Plan Competition