Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Lebih Dekat dengan Prof Dr HA Qadir Gassing HT MS
23 Juni 2010
Hambali
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
Pendidikan dan Agama Bekal Sukses Memimpin Selasa (22/06/2010), sekitar pukul 17.00 wita, di Kampus II Universitas Islam Negeri (UIN) Alaluddin, Samata, Gowa, kandidat calon rektor nomor urut dua, Prof Dr HA Qadir Gassing HT MS sibuk berdialog dengan mahasiswa UIN. Sore itu, tepatnya di Gedung Rektorat, pejabat Pembantu Rektor I UIN Alauddin ini dengan lemah lembut membeberkan bagaimana seharusnya lulusan UIN. Dalam acara UIN corner yang di selengarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa UIN ini, ia memberi kiat-kiat untuk menjadi alumni sukses. Salah satu yang disebut pria kelahiran Bonto Cinde, Takalar, 16 November 1954 ini adalah untuk menjadi pemimpin yang sukses harus memiliki bekal pendidikan dan agama. Dan hal ini ia terapkan saat mendidik anak-anaknya. Qadir pun kemudian memberi contoh dirinya untuk bisa sukses membina keluarga dan hubungan dengan para staf di UIN. Ia kemudian menceritakan tentang kehidupan harmonis dengan keluarganya dan syaratnya harus memiliki prinsip. ?Anak saya ada empat. Yang pertama sudah 'coass' di Fakultas Kedokteran Universitas Muslim Indonesia. Yang kedua berada di Pondok Pesantren Gontor. Lalu yang ketiga dan keempat di Pesantren Ummul Mu?minin, Sudiang,? kata Qadir yang mengaku tak pernah mengenal kata menganggur ini --sejak lulus kuliah sudah menjabat sebagai Sekretaris Lembaga Bahasa IAIN. Ada pun untuk kehidupan sehari-hari, Qadir punya prinsip dalam memimpin dan membina keluarga. Baginya, ia harus selalu bisa membedakan mana urusan kantor dan mana urusan keluarga. "Saya selalu fokus dimana saya berada. Apabila saya berada di rumah maka saya akan menjadi seorang kepala keluarga. Jika di kantor juga sama. Pokoknya tidak boleh urusan kantor di bawa ke rumah. Serta mengedepankan nilai agama dan pendidikan dalam mencapai tujuan hidup,? ujarnya. Qadir pun menyatakan, tidak banyak orang yang bisa betah jika tinggal di rumahnya. Pasalnya, jika seseorang itu berada di rumahnya tapi tidak mau belajar dan menjalankan ibadah, maka orang itu bakal sering kena teguran. "Kenapa saya melakukan hal itu, karena semua itu adalah dua prinsip hidup yang saya pegang hingga sekarang ini, belajar dan beribadah,? tambah pria berumur 54 tahun ini. Bakal Punya Mantu Tentang kondisi rumah usai ditinggal mondok oleh ketiga anak-anaknya Qadir pun menyebut tidak ada masalah. Apalagi, dalam waktu dekat ini, rumahnya tak akan sepi karena ia bakal memiliki menantu. ?Rumah saya tidak pernah sepi meski tiga orang mondok. Ada empat orang kemenakan dan mertu tinggal di rumah. Apalagi, insya Allah anak sulung yang tinggal di rumah sudah punya calon dan akan segera menikah," ujarnya disertai dengan tawa ringan. Tentang pencalonan dirinya menjadi kandidat rektor UIN, jauh-jauh hari ia telah memberitahu keluarganya. "Sejak satu setengah tahun yang lalu saya sudah mendapatkan keputusan dari keluarga. Saya dipersilakan maju. Dan keluarga mengingatkan agar tidak kecewa jika nanti tidak terpilih,? ungkapnya. Qadir yang telah mengabdi di UIN selama 20 tahun ini juga mendapat dukungan dari anak sulungnya ketika membicarakan tentang pencalonanan sebagai rektor. (*)
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
Dharma Wanita UIN Alauddin Makassar Berbagi Kasih dalam rangka HUT Dharma Wanita dan Hari Ibu
Next Post
Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
Berita Terbaru
Berita Populer
Dharma Wanita UIN Alauddin Makassar Berbagi Kasih dalam rangka HUT Dharma Wanita dan Hari Ibu
23 Desember 2024
AI Gunakan Gedung Perpustaakan UIN Makassar Cetak Uang Palsu Sejak September 2024, Bukan 2010
23 Desember 2024
Riset Peternakan Sapi di Bulukumba, WR III UIN Alauddin Makassar dan Tim Dapat Dana Hibah Rp 5 M
20 Desember 2024
Dua Tim Dosen UIN Alauddin Makassar Lolos Pendanaan Riset, Dapat Rp10 M
20 Desember 2024
Skandal Uang Palsu: Rektor UIN Alauddin Pecat Dua Pegawai dengan Tidak Hormat
20 Desember 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Dosen Keperawatan UIN Alauddin Loloskan 23 Soal pada Try Out UKNI ke-XXX
02 Oktober 2024
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011