Gambar Kemenag RI dan Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Pasang Pendeteksi Fajar Shodiq di Bone

Kemenag RI dan Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Pasang Pendeteksi Fajar Shodiq di Bone

UIN Alauddin Online - Program Studi (Prodi) Ilmu Falak, Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) bersama Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia (RI) melaksanakan observasi pemasangan alat pendeteksi fajar shodiq di Kabupaten Bone, Rabu (29/12/2021).

Dalam pengamatan ini diikuti oleh Ketua Program Studi Ilmu Falak Dr Fatmawati M Ag, Dr Muh Rasywan Syarief M SI, Tim Hisab Rukyat Kementerian Agama RI, Kyai Abdul Muid Zahid dan Kyai M Basthoni, Alumni Ilmu Falak Muhaimin SH serta Muhammad Fajri Jufri SH. 

Pengamatan dilakukan pada pukul 23.00 - 02.30 Wita dinihari, dan terletak di empat lokasi yang berbeda, yakni Pantai Pelabuhan Bajoe, Pantai Reklamasi Dermaga, Goa Janji Telapak Kaki Raja Arung Palakka di Cempalagi, dan Masjid Miftahul Khayr Desa Sibulue Kabupaten Bone.

Ketua Program Studi Ilmu Falak, Dr Fatmawati M Ag mengungkapkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan atas perhatian Kementerian Agama RI terhadap waktu sholat subuh, ia juga berharap dari ke-empat lokasi yang diobservasi dapat dipilih sebagai lokasi pemasangan alat.

“Kita berharap, salah satu dari lokasi tersebut disetujui untuk menjadi lokasi pemasangat alat pengukur fajar shadiq," tuturnya.

Senada dengan iti, Muhammad Nur, S Pd I SE MM selaku Kepala Seksi Kemasjidan Hisab Rukyat dan Bina Syariah pada Bidang Urais Kanwil Kemenag Prov Sulsel, berharap Sulawesi Selatan khususnya Kabupaten Bone terpilih sebagai lokasi pengamatan waktu subuh.

“Semoga Sulawesi Selatan, terpilih sebagai salah satu lokasi pemasangan alat ukur fajar shadiq," harapnya.

Sementara Muh Rasywan selaku tim dosen juga menyampaikan bahwa penetapan lokasi pemasangan alat pendeteksi fajar shadiq ini tidak mudah dikarenakan tingkat kecemerlangan langit akan sangat mempengaruhi.

Kyai Abdul Muid yang diamini Kyai M Basthoni selaku Tim Hisab Rukyat Kemenag RI mengatakan bahwa ada 5 titik yang digunakan untuk pemasangan alat pengukur fajar shadiq, ia juga mengatakan observasi tidak dapat disimpulkan hanya dengan pengamatan selama satu atau dua hari.

“Ada lima titik pemasangan alat observasi fajar shadiq yang dipasang oleh Kemenag RI, yaitu Kupang, Banyuwangi, Porong Sidoarjo, Pulau Buru Maluku dan satu lagi yang masih disurvei. Kita mencari lokasi yang ufuk lautnya berada di Timur. Alat ini akan dipasang selama setahun, agar kesimpulan akhir masuknya waktu shubuh dapat dianalisis dengan observasi sepanjang tahun. Oleh sebab itu, menyimpulkan waktu shubuh dengan observasi yang terbatas tentu sangat gegabah,” urainya.

Previous Post Prodi Akuntansi UIN Alauddin Gelar Tes TOEFL bagi Calon Mahasiswa Kelas Internasional
Next Post UIN Alauddin Makassar Gelar 3.000 Khataman Al-Qur’an, Dukung Target Nasional 350.000 Khataman Kemena