Gambar Kampus Peradaban versi Tiga Guru Besar UIN

Kampus Peradaban versi Tiga Guru Besar UIN

UIN Online - Tiga Guru Besar UIN Alauddin Makassar, Prof Dr Mardan MAg (Guru Besar Fakultas Adab dan Humaniora), Prof Dr Qasim Mathar MA (Guru Besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF), dan Prof Dr Natsir Siola MAg (Guru Besar FUF) menghadiri acara bazar dan dialog UKM LIMA Washilah di Warkop Bundu, Jl Hertasning Baru, Senin (26/10).

Prof Natsir Siola menilai kampus peradaban adalah setiap manusia yang hidup di dalam kampus dan memahami tugas-tugasnya baik hak maupun kewajibannya. 

“Kalau mereka telah melaksanakan haknya, tentu telah menjalankan tugasnya separuh. Kalau mereka menjalankan kewajibannya maka ia telah mewujudkan sebuah peradaban,” ujarnya saat membawakan materi.

Sementara itu, Prof Qasim Mathar mengatakan agar mahasiswa tidak boleh membagi dirinya menjadi dua bagian, yakni mahasiswa yang paham ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu umum. Karena pembagian tersebut tidak mencerminkan sebuah kampus berperadaban. 

“Kampus adalah sebuah universitas, tidak ada ilmu agama dan tidak ada ilmu umum. Pembagian seperti itu hanyalah pembagian secara ilmiah,” paparnya.

Lain halnya dengan Prof Mardan. Ia mengatakan peradaban memiliki makna sopan santun dan kelembutan, budi pekerti yang baik, serta pendidikan dan pengajaran yang baik.

Previous Post Mahasiswa UIN Alauddin Raih Prestasi Gemilang di National Business Plan Competition 2025.
Next Post Melalui Webinar Nasional, PIAUD UIN Alauddin dan APPI Bahas Strategi Mengatasi Popcorn Brain