UIN Alauddin Online - Dalam rangka memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Fisika Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin mengadakan Kajian Keislaman.
Kajian itu membahas Isra Mi’raj dalam Perspektif Sains dan Agama. Dilaksanakan melalui Google Meet, Minggu 06 Maret 2022.
Kajian ini menghadirkan tokoh yang luar biasa dibidangnya yakni Muhammad Tajuddin M Ag dan Andi Muh Akhyar M Sc.
Dalam materinya, Muhammad Tajuddin menjelaskan Isra Mi'raj dari sudut pandangan Agama.
Ia mengatakan Isra Mi'raj merupakan mukjizat, dan mukjizat itu dibagi menjadi beberapa unsur seperti mukjizat peristiwa yang dialami oleh Nabi.
"Isra Mi'raj adalah dua bagian perjalanan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam saja," katanya.
"Kejadian ini merupakan salah satu peristiwa penting bagi umat Islam, karena pada peristiwa inilah beliau mendapat perintah untuk menunaikan salat lima waktu sehari semalam," sambungnya.
Sementara Andi Muh Akhyar, M Sc dari sudut pandang Sains. Ia menjelaskan, Nabi Muhammad SAW mengendarai sebuah makhluk bernama Buraq.
Menurutnya, hewan tersebut menyerupai hewan berwarna putih, berukurang lebih tinggi dari keledai dan lebih pendek dari baghl (anak hasil persilangan antara kuda jantan dan kedelai betina).
"Buraq inilah yang membawa Nabi dapat melakukan perjalanan ke langit dan kembali lagi ke bumi dalam tenggang waktu yang sangat singkat," jelasnya.
Muhammad Ridwan selaku moderator pada kajian itu membeberkan, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam rangka menyambut perayaaan Isra Mi’raj bertujuan memperluas ilmu terkait Isra Mi’raj.
"Diharapkan dapat menambah pengetahuan bagi para peserta bisa memperoleh arti penting dari perjalanan Nabi Muhammad dari Makkah ke Madinah," tuturnya.
"Nilai-nilai seperti keteguhan hati, jiwa yang kokoh, dan keyakinan terhadap Allah SWT bisa diserap dengan baik seperti Nabi Muhammad ketika menjalankan perintah Allah SWT.” tambahnya.
Menutup rangkaian acara, para peserta mendapat kesempatan untuk berdiskusi langsung dengan narasumber melalui sesi tanya-jawab yang dipandu oleh moderator. Meskipun dilakukan secara virtual, kajian tersebut diharapkan tetap memberikan hikmah penuh bagi para peserta.