UIN Online – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar kajian kefarmasian, Sabtu (16/06/2012). Kegiatan dilaksanakan di Gedung LT Fakultas Ilmu Kesehatan.Kegiatan kajian kefarmasian ini rutin dilaksanakan dan kali ini menghadirkan salah seorang dosen Farmasi UIN Alauddin, Isriany Ismail MSi Apt selaku pemateri yang membahas tentang Pharmaceutical Care.“Pharmaceutical care sangat penting dipelajari dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat, saat ini orientasi farmasi tidak hanya fokus pada manufaktur tetapi juga pada sisi pelayanan,” ujar pemateri.Isriany menjelaskan bahwa implementasi pharmaceutical care dilaksanakan oleh seorang farmasis (apoteker), meskipun demikian bukan berarti mahasiswa S1 tidak harus tahu tentang itu tetapi justru harus mempelajarinya karena mahasiswa S1 dalam proses menuju sebagai seorang apoteker.Salah satu bentuk pharmaceutical care yang dilaksanakan mahasiswa adalah Kampanye Informasi Obat (KIO), yang telah dilaksanakan HMJ Farmasi UIN Alauddin beberapa bulan yang lalu.Lebih lanjut, Alumni Farmasi Universitas Indonesia (UI) ini mengungkapkan bahwa saat ini orientasi farmasi bergeser ke pelayanan, tetapi pergeseran ini bukan berarti meninggalkan manufaktur. “Saat ini orientasi farmasi bergeser ke pelayanan, dengan tidak meninggalkan manufaktur,” ujarnya.Dalam kajian kefarmasian ini, juga terungkap bahwa lebih dari 50 persen obat-obatan di dunia yang diresepkan dan diberikan kepada pasien secara tidak tepat, tidak efektif, dan tidak efisien. “Sangat banyak obat yang diresepkan dan diberikan dengan tidak tepat. Dalam pharmaceutical care tidak boleh memberi obat begitu saja kepada pasien tanpa memberikan penjelasan obat itu, kalau ada apotek yang masih begitu, maka itu adalah cara kuno,” ujarnya. (*)