UIN Alauddin Online- Ketua Sekolah Tinggi Filsafat dan Teologi (STFT INTIM) Makassar, Prof Dr Lidya K Tandirerung MA M Th menjadi narasumber pada seminar nasional dalam rangka Bali Interfaith Movement 2024.
Prof Lidya dalam materinya menjelaskan terkait semangat deklarasi Istiqlal untuk resolusi konflik perspektif agama kristen,
"Pesan kerukunan agama dan masyarakat sudah dijelaskan dalam Mazmur 133:1-3, yang menawarkan sebuah pandangan mendalam tentang keindahan dan kekuatan hidup dalam kerukunan," ujarnya.
Prof Lidya juga memberikan penjelasan terkait bagaimana deklarasi Istiqlal membangun keluarga globay yang satu,
"Ketika kita berbicara terkait dengan resolusi konflik agama-agama sudah juga dijelaskan dalam perjanjian Baru yang berbunyi 'Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap bangsa manapun yang takut akan dia dan yang mengamalkan kebenaran, berkenan kepadaNya' (Kisah Para Rasul 10: 34-35 TB)," ungkapnya.
Selanjutnya, Prof Lidya juga menjelaskan bahwa spiritual kasih yang rasional melibatkan dimensi relasi yang vertikal dan horisontal yang utuh, setara dan simultan,
"Olehnya membangun paradigma pluralis sebagai praxis resolusi konflik, yakni mengakui potensi kebaikan dalam semua agama, mengatasi asumsi negatif terhadap agama lain, membangun semangat positif (Passing Over), dan penetrasi substansi dan metodologis paradigma pluralis dalam kurikulum pendidikan keagamaan," imbuhnya.
Sebagai penutup Prof Lidya menekankan terkait praxis dialog melalui dialog pertukaran pemahaman teologis, di