Gambar Fak. Tarbiyah dan Keguruan Bangun Perilaku Anti Korupsi Melalui Pendidikan Karakter

Fak. Tarbiyah dan Keguruan Bangun Perilaku Anti Korupsi Melalui Pendidikan Karakter

UIN Online – Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) UIN Alauddin Makassar mengadakan kuliah umum dengan tema Membangun Perilaku Anti Korupsi Melalui Pendidikan Karakter. Kegiatan ini digelar di Gedung Auditorium Kampus II. Senin (11/09/2017)

Kuliah umum ini menghadirkan pemateri diantaranya, Guru Besar FTK UIN Alauddin, Prof Dr Azhar Arsyad MA, Dekan FTK UIN Alauddin, Dr Muhammad Amri, LC MAg, dan  Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi (PUKAT-UGM), Dr. Zainal Arifin Muchtar, SH., LLM.

Guru Besar FTK UIN Alauddin, Prof. Dr. Azhar Arsyad, MA dalam pemaparan materinya mengatakan bahwa mahasiswa harus mempunyai tekad untuk mencapai cita-cita. Setiap mahasiwa mempunyai potensi dalam dirinya sehingga dengan tekad ia akan mampu mencapai yang ia impikan, ucapnya.

Menurut Prof Azhar, ada tiga hal yang harus dikembangkan untuk dapat memaksimalkan potensi dalam diri, yakni inner capacity, bahasa inggris dan teknologi informasi. Ketiga hal tersebut sangat penting jika ingin mencapai cita-cita yang tinggi. Kita harus mampu mengembangkan kapasitas dalam diri, bisa berbahasa inggris, dan mengerti teknologi informasi, lugasnya.

Selain itu, Ketua Pusat Kajian Anti Korupsi, Dr. Zainal Arifin Muchtar, SH., LLM menyampaikan pentingnya memberantas korupsi di mulai dari diri sendiri. Karena korupsi telah menjadi problem yang sangat besar di negeri kita, maka memberantasnya dimulai dari diri sendiri seperti tidak korupsi waktu dengan datang tepat waktu dan tidak menyontek, tuturnya.

Selanjutnya, ia menegaskan bahwa korupsi yang selalu dilakukan berjamaah tersebut perlu upaya, pertarungan dan jerih payah untuk memberantasnya. Segala sesuatu yang membuat hati tidak tenang adalah korupsi, aku Zainal.

Menurutnya, ada empat aktor korupsi di Indonesia yaitu, anggota legislatif, pejabat eksekutif, aparat penegak hukum, dan pelaku usaha. Penyumbang terbanyak korupsi di negeri ini adalah keempat faktor tersebut dikarenakan kebutuhan dan keserakahan, ujarnya.

Selanjutnya, ia menuturkan bahwa sumber korupsi paling banyak berasal dari partai politik, kekuasaan, kewenangan, pengembangan bisnis, dan gaya hidup.

 

 

Previous Post Pertemuan PPPK Tahap I Tahun Anggaran 2024 UIN Alauddin Makassar Digelar di FKIK
Next Post FKIK UIN Alauddin Makassar Gelar Evaluasi Kurikulum untuk Tingkatkan Kualitas Pendidikan