Gambar Dr Kaswad Sartono M Ag: Penerimaan Kearifan Lokal Indikator Pokok Moderasi Beragama

Dr Kaswad Sartono M Ag: Penerimaan Kearifan Lokal Indikator Pokok Moderasi Beragama

UIN Alauddin Online  - Dalam sebuah Seminar Budaya Islam Nusantara Berbasis Moderasi Beragama yang diselenggarakan di Hotel Remcy Makassar, Senin (23/10/2023) Kepala Biro AAKK UIN Alauddin Makassar, Dr. Kaswad Sartono M Ag, menjadi narasumber .

Pada kesempatan itu, Dr H Kaswad Sartono M Ag memberikan wawasan menarik mengenai pentingnya penerimaan kearifan lokal sebagai salah satu indikator utama moderasi beragama.

Seminar ini diadakan oleh Pusat Peradaban Islam yang merupakan bagian dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Alauddin Makassar. 

Dalam acara tersebut, Dr. Kaswad Sartono M Ag menekankan bahwa dalam negara Indonesia yang beragam ini, pemahaman dan penerimaan warga negara terhadap budaya dan kearifan lokal sangat penting. 

Hal ini ditempatkan sebagai salah satu dari empat indikator utama moderasi beragama, bersama dengan komitmen kebangsaan, toleransi, dan anti-kekerasan.

Lebih lanjut menjelaskan bahwa, selain agama, kebudayaan memainkan peran penting dan strategis dalam membangun peradaban manusia. 

Hal ini terutama terlihat dalam keberhasilan dakwah Islam yang dikembangkan oleh ulama, kyai, dan para waliyullah di Nusantara, yang berhasil karena menggunakan instrumen budaya dan kearifan lokal, yang kini dikenal dengan konsep Islam Nusantara.

Dr. Kaswad Sartono, yang juga menjabat sebagai Ketua Tanfidziyah PCNU Kota Makassar, menguraikan konsep Islam Nusantara sebagai nilai-nilai keislaman yang didakwakan, diamalkan, dan dikembangkan sesuai dengan karakter khusus Nusantara. 


Indonesia, sebagai bangsa multikultural, memiliki berbagai kultur dan budaya, termasuk di tanah Bugis Makassar. Budaya ini telah diwariskan dengan baik dari leluhur, memungkinkan penanaman nilai-nilai peradaban, kerukunan umat beragama, dan penguatan moderasi beragama.

Dr. Kaswad Sartono juga menekankan bahwa budaya Bugis Makassar memiliki unsur-unsur yang sangat Islami, seperti dalam upacara pernikahan dengan berbagai tahapannya, hingga istilah-istilah tertentu dalam bahasa Bugis Makassar yang dianalisis dari perspektif hukum Islam.

Selama seminar, Dr. Kaswad Sartono juga membahas dan memaknai konsep "sulapa eppa" dalam konteks budaya dan sufistik. 

Dia menjelaskan bahwa "sulapa eppa" memiliki makna dan simbolisme yang lebih dalam, tidak hanya sebagai penunjuk arah mata angin atau kerukunan antara empat suku besar di Sulawesi Selatan (Bugis, Makassar, Toraja, dan Luwu). 

Konsep ini kata Dia, juga mengandung makna asal-usul dan kesempurnaan hidup yang berkaitan dengan empat unsur alam, yaitu air, tanah, api, dan angin.

Seminar ini memberikan wawasan yang berharga tentang pentingnya memahami dan menerima kearifan lokal sebagai elemen kunci dalam moderasi beragama, sambil menggali kedalaman budaya dan spiritualitas dalam konteks Islam Nusantara.

Previous Post Raudhatul Athfal Alauddin Gelar Ramah Tamah dan Tasyakuran Akhir Tahun Ajaran 2024/2025
Next Post Kaprodi Magister Akuntansi Syariah UIN Alauddin Bahas Industri Halal di Unismuh Makassar