UIN Alauddin Online - Dr. Hj. Syamzan Syukur, M. Ag, seorang dosen berpengalaman dalam bidang Sejarah Peradaban Islam (SPI) UIN Alauddin Makassar menjadi narasumber di International Conference on Humanities Studies (INCHES), Senin, 15 Januari 2024.
Dalam konferensi yang membahas tantangan keilmuan di era kecerdasan buatan, Dr. Hj. Syamzan Syukur membawa tema yang menarik perhatian banyak peserta, yakni pandangan yang mendalam tentang bagaimana teknologi baru, terutama kecerdasan buatan, dapat menjadi paradigma baru yang mengubah cara kita memahami dan mempelajari sejarah.
Salah satu poin puncak dalam presentasi Dr. Hj. Syamzan Syukur adalah pembahasan tentang pelestarian budaya melalui digitalisasi naskah kuno. Dengan perkembangan teknologi, terutama kecerdasan buatan, penelitian dan pelestarian naskah kuno menjadi lebih efisien dan dapat diakses oleh lebih banyak orang.
“Digitalisasi naskah kuno tidak hanya memungkinkan pelestarian materi tersebut, tetapi juga memfasilitasi akses lebih luas bagi para peneliti, mahasiswa, dan masyarakat umum,” katanya di hadapan peserta.
Ia memberikan contoh konkret tentang bagaimana teknologi dapat membantu mengidentifikasi, merekonstruksi, dan memelihara naskah kuno yang mungkin telah rusak atau terancam hilang.
“Dengan menggunakan kecerdasan buatan, tugas-tugas yang memakan waktu dan kompleksitas dalam proses pelestarian dapat dilakukan dengan lebih cepat dan akurat,” jelas Dr. Hj. Syamzan Syukur.
Ia juga menekankan pentingnya mengintegrasikan kecerdasan buatan dengan penelitian kemanusiaan secara lebih luas. Ia berpendapat bahwa sinergi antara teknologi dan studi kemanusiaan dapat membawa dampak positif dalam memahami sejarah, budaya, dan peradaban.
Dr. Hj. Syamzan Syukur dalam INCHES tidak hanya memberikan wawasan baru tentang bagaimana kecerdasan buatan menghadirkan tantangan dan peluang bagi studi kemanusiaan, tetapi juga membuka diskusi yang mendalam tentang peran teknologi dalam pelestarian warisan budaya.
“Konferensi ini menciptakan ruang untuk pertukaran gagasan antara para akademisi, peneliti, dan praktisi dalam berbagai disiplin ilmu, menjadikannya sebuah wadah penting untuk menggali solusi inovatif dalam menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya.