UIN Alauddin Online - Dosen jebolan James Cook University Australia, Ar Fahmyddin A'raf Tauhid M Arch Ph D diamanahkan menahkodai Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin Makassar periode 2023-2027.
Karir Fahmyddin diawali setelah lulus S1 pada 2000 silam. Ia menyambung hidup dengan bekerja di bidang konstruksi, dan secara bersamaan menjadi asisten dosen selama kurang lebih tiga tahun di Unhas sebelum akhirnya diterima sebagai Dosen di IAIN Alauddin pada 2004 lalu.
Dalam perjalanan, ia melanjutkan sekolah dengan memanfaatkan beasiswa Chevening dari Pemerintah Inggris dan kuliah di University of Nottingham pada 2007 dengan konsentrasi cara membuat kota sampai 2008.
"2008 sudah balik ke UIN Alauddin. Rencananya mau sekolah lagi untuk jenjang Doktor, tapi disuruh sama pihak kampus untuk tinggal dulu mengabdi dan diamanahkan sebagai Sekretaris Jurusan sampai 2009, dan 2010 diminta jadi Ketua Jurusan Teknik Arsitektur hingga 2013," ujarnya.
Sebelumnya pada 2013, ia juga sempat mengikuti Diploma I di Canada dalam konsentrasi cara membangun kota dengan partisipasi publik, hingga 2014 berkesempatan berangkat ke Amerika menunaikan S3 di University of Florida sampai 2017 dengan memanfaatkan Beasiswa Fulbright. Pada awal 2018 dirinya kembali ke UIN Alauddin menjalankan tugas sebagai dosen.
Pada 2019, alumnus S1 Arsitektur Unhas angkatan 1994 sampai 2000 tersebut mencoba mengembangkan sayapnya dengan mendaftar di James Cook University Australia. Saat itu universitas membuka kesempatan kepada putra putri terbaik skala internasional untuk mengajar. Gayung bersambut, ia pun berhasil lulus dan mengabdikan diri di sana kurang dari setahun.
"Prosedurnya kasih masuk lamaran dan berkompetisi mendaftar di situ skala internasional, dan kebetulan lulus. Di sana saya mengajar di bidang arsitektur dan kota, tapi tidak sampai setahun karena Covid lalu kembali ke UIN Alauddin," katanya.
Kurang lebih dua tahun setelah kedatangannya dari Australia, 2021 ia diamanahkan menjadi Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Wilayah Sulawesi Selatan dan akan berakhir pada 2024 mendatang.
"Tugasnya di IAI, setiap ada yang ingin bekerja sebagai arsitek, salah satunya misalnya pembangunan gedung, saya yang mengasesmen," jelasnya.
Dari semua perjalanan yang dilaluinya, Fahmyddin menyebut bahwa perintah orang tua adalah harga mati baginya. Adapun pegangan hidupnya yakni melakukan sesuatu sebaik mungkin sesuai versi atau kesanggupan diri.
"Ibu dan bapak menyampaikan bahwa mereka tidak bisa menyimpan harta banyak. Mereka hanya bisa menyekolahkan, setelahnya mereka mempersilahkan melanjutkan sekolah setinggi-tinggi mungkin. Jadi memang poin dari pesan orang tua bahwa pendidikan nomor satu," tuturnya.
"Kalau melakukan sesuatu, lakukan yang terbaik sesuai versinya kita, sesuai potensi diri. Jangan lupa mengembangkan diri dengan bergabung bersama circle yang sesuai dengan kita, yang bisa membawa kita ke arah yang lebih baik," lanjutnya.
Sementara dari jabatan yang diamanahkan kepadanya sebagai Dekan, ia akan mengutamakan visi rektor. Namun sebagai penguatan di fakultas, ia membawa tema besar yakni FST yang berbasis riset dan terapan, karena pada dasarnya FST bermuara pada industri yang mengabdikan diri ke masyarakat.