UIN Alauddin Online - Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Alauddin Maassar, Syarifuddin menjadi presenter pada Annual Internasional Conference On Islamic Studies (AICIS) 21 di Lombok.
Dosen Luar Biasa FEBI itu membahas analisis aspek keputusan halal produk Cadbury Indonesia Malaysia (Studi Perbandingan Dewan Ulama Indonesia dan Departemen Pembangunan Islam Malaysia).
Dia menjelaskan, sebagai negara mayoritas muslim masyarakat membutuhkan penetapan kehalalan yang terjamin kehalalannya, khususnya pada produk cadbury.
"Indonesia dan Malaysia merupakan negara berpenduduk mayoritas muslim dimana kebutuhan akan konsumsi produk halal menjadi syarat yang harus dipenuhi," kata Syarifuddin melalui keterangan tertulisnya, Sabtu (22/10/2022). Termasuk jaminan kehalalan produk, lanjutnya, juga syarat yang harus dipenuhi ketika negara tersebut melakukan impor dan ekspor ke negara yang membutuhkan produk halal. "Dari sisi regulasi hingga penetapan sertifikasi, kedua negara cenderung memiliki kesamaan. Namun dalam hal pemberian sanksi atas pelanggaran sistem jaminan halal, kedua negara memiliki perbedaan," jelasnya.
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan Analisis Keputusan Halal pada Produk Cadbury Dialy Milk Malaysia dan Indonesia menunjukkan, adanya DNA babi yang ditemukan pada produk cokelat akibat kontaminasi dan faktor eksternal memerlukan aturan baru.
Pasalnya, pencemaran tersebut terjadi di luar kendali manusia. Pada saat yang sama, kontaminasi terjadi setelah proses pembuatan cokelat, bukan dari substansinya.