UIN Alauddin Online - Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI, Prof Dr Phil Sahiron MA terus mendukung Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar dalam mewujudkan World Class University dengan menyiapkan tiga skema Program.
Hal tersebut ia sampaikan dalam Rapat Kerja UIN Alauddin Makassar yang digelar di Hotel Sultan Alauddin, Kota Makassar, pada Sabtu 8 Februari 2024.
Salah satu strategi yang sedang dikembangkan Guru Besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta adalah skema double degree bagi mahasiswa doktoral.
"Di UIN Alauddin Makassar, terdapat beberapa dosen bergelar S2 yang berencana melanjutkan ke jenjang S3. Mereka bisa mendaftar di program S3 yang memiliki skema pendidikan ganda, yakni satu tahun di Indonesia dan satu tahun di luar negeri. Salah satu mitra utama program ini adalah University of Leeds, Inggris," ujar Prof. Sahiron.
Ia menjelaskan bahwa dalam program doktoral ini, mahasiswa S3 hanya mengikuti beberapa sesi perkuliahan, sementara sebagian besar waktu akan difokuskan pada penelitian disertasi.
"Setiap mahasiswa akan dibimbing oleh dua akademisi, yakni satu dari Indonesia dan satu dari University of Leeds. Dengan pengalaman studi dan riset internasional, diharapkan para dosen dapat memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan akademik UIN Alauddin Makassar serta mendapatkan pengakuan lebih luas di dunia akademik global," jelasnya.
Tak hanya itu, Prof. Sahiron juga mengungkapkan bahwa pihaknya sedang menjalin komunikasi dengan berbagai perguruan tinggi internasional di Jerman, Leuven (Belgia), Maroko, dan Tunisia. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat kerja sama akademik dan memperluas wawasan keilmuan di lingkungan perguruan tinggi Islam.
Selain program pendidikan ganda, Ia juga tengah berkoordinasi dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) terkait program visiting professor. Program ini dirancang untuk mengirim para profesor Indonesia mengajar di luar negeri selama 2–3 minggu.
"Para profesor yang mengikuti program ini akan mengajar minimal dua kali pertemuan di universitas mitra. Selain itu, mereka juga diwajibkan menulis artikel ilmiah sepanjang 10 halaman dalam bahasa Inggris atau Arab, yang akan dipublikasikan di jurnal internasional," paparnya.
Menurutnya, program visiting professor ini sebelumnya telah dijalankan di Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), dan Leuven University pada akhir tahun 2024.
Ke depan, kata Dia jumlah peserta program akan disesuaikan dengan ketersediaan anggaran, dengan kemungkinan kuota 5, 10, atau bahkan 15 profesor di tahun 2025.
"Kami akan segera mengumumkan informasi resmi terkait program ini bagi para profesor yang memenuhi syarat untuk mengajar di luar negeri," tambahnya.
Dengan berbagai inisiatif ini, UIN Alauddin Makassar terus memperkuat perannya dalam kancah akademik global, sejalan dengan upaya mewujudkan visi sebagai World Class University.