Gambar Dialog Lintas Agama Tanamkan Nilai Pluralisme

Dialog Lintas Agama Tanamkan Nilai Pluralisme

UIN Online - Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN Alauddin Makassar menggelar dialog lintas agama yang dihadiri kurang lebih 380 peserta dari agama yang berbeda, dengan mengusung tema Penanaman Nilai-Nilai Pluralitas Demi Terciptanya Hubungan Diniyah yang Harmonis. Kegiatan ini digelar di STIE Nobel Alauddin, Sabtu (23/04/2011).

Dialog ini menghadirkan pemateri dari tiga agama. Yakni, dari agama Islam Dr Nurhidayat Muh Said MAg dengan mengusung tema nilai-nilai pluralitas dalam Islam konsep Al-Qur’an. Dari agama Kristen menghadirkan Prof Dr Win Poli dengan tema Pentingnya Penanaman Nilai-Nilai Pluralitas Demi Tercapainya Hubungan yang Harmonis.

Sementara dari agama Budha menghadirkan Ir Yonggris MM dengan tema Strategi Revavailisasi Kerukunan Antarberagama dalam Prinsip Pancasila.

Menurut ketua HMJ PAI, Rudi, agama adalah adalah perekat bangsa. Sebelum  dialog dimulai berkali-kali dia menyakinkan bahwa kata agama itu terdiri dari kata a yang berarti tidak, dan kata gama artinya kacau. Jadi agama adalah tidak kacau.

Menurut Yonggris, persoalan agama adalah persoalan yang tidak akan pernah selesai. “Ada empat fenomena yang menjadi permasalahan yakni cara beragama, pembawaan manusia sejak lahir, tempat beribadah, dan Indonesia yang memiliki banyak agama namun tidak pernah bisa merukunkan penganut-penganut agamanya.”

Cara beragama yang dimaksudkan dalah belum mampunya menumbuhkan kecintaan kepada sesama beragama. Sisi humanisnya sangat tipis. Hanya semata-mata hubungannya kepada Tuhan semata. Selain itu korelasi antara pendidikan dengan agama tidak berbanding lurus. Misalnya para koruptor atau pendemo tersebut bukan orang yang bodoh. Hanya akhlaknya yang kurang.

Sifat pembawaan manusia yang dimaksudkan adalah memiliki kebencian dan kerakusan. Manusia pada hakekatnya selalu rakus, pada kekuasaaan, kebersamaan, ataupun pengikut yang sebanyak-banyaknya.

Tempat ibadah dimaksudkan adalah yang selalu menjadi persoalan. Di manapun seseorang hendak beribadah tidak ada permasalahan jika itu memang tempatnya. Dan, Indonesia memiliki banyak agama tapi belum mampu merukunkan penganut antaragama satu sama lain.

Sedangkan Wim Poli menekankan bahwa penyebab terjadinya benturan antaragama adalah masalah hati. Dia menekankan bahwa nilai tersebut tidak tercipta di Perguruan Tinggi namun dari landasan pemahaman yang kokoh dari rumah atau keluarga sampai berumur 10 tahun. Itu adalah saat yang kritis menanamkan pluralitas. Kemudian penyebab adanya bernturan tersebut adalah globalisasi yang menjadikan dunia menjadi majemuk tanpa batas.

Dr Nurhidayat menekankan seharusnya dialog yang dibahas adalah bagaimana tokoh-tokoh yang melindungi agama lain. Contohnya dalam perjalanan Abu Thalib dan Muhammad bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Bakhira dan memberitakan kepada Abu Thalib bahwa keponakannya akan menjadi seorang nabi, akan tetapi Abu Thalib tidak percaya dengan perkataan pendeta tersebut, sang pendeta memperlihatkan bukti-bukti tentang kenabian Muhammad SAW dari Al-kitabnya yang memuat hal tersebut. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan keduanyapun kembali ke Mekkah.

Dr Nurhidayat juga menekankan bahwa seseorang kadang begitu mudahnya mengklaim bahwa orang lain kafir seakan-akan dialah si Pemegang kunci surga tersebut.

Perhatikan dengan seksama ayat Al Quran surat Al Hujuraat ayat 13 ini: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

“Allah kan tidak menginginkan kita hanya satu agama. Cobalah kita kembali melihat Al-Qur’an. Jangan hanya  memahami ayat secara tekstual tapi pahamilah secara kontekstual,” ujar Nurhidayat.
Previous Post LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2