Start typing & press "Enter" or "ESC" to close
Indonesian
English
العربية
Home
Profil
Pimpinan UIN
Sejarah UIN
Lambang
Visi Misi & Tujuan
Struktur Organisasi
Quality Assurance
Kerjasama Kemitraan
Dasar Hukum Pengelolaan
Pedoman dan Panduan Pengelolaan
Fakultas
Syariah & Hukum
Ekonomi & Bisnis Islam
Tarbiyah & Keguruan
Ushuluddin & Filsafat
Dakwah & Komunikasi
Adab & Humaniora
Sains & Teknologi
Kedokteran & Ilmu Kesehatan
Program Pascasarjana
Lembaga
LEMBAGA
Penjaminan Mutu
Penelitian & Pengabdian Masyarakat
UPT
Pusat Teknologi Informasi dan Pangkalan Data
Perpustakaan
Pusat Bahasa
PUSAT
Pusat Studi Gender dan Anak
Pusat Pengembangan Bisnis
Satuan Pengawas Internal (SPI)
International Office (IO)
Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID)
Biro
Biro AUPK
Keuangan
Kepegawaian
Perencanaan
Umum
Biro AAKK
Akademik
Kemahasiswaan
Kerjasama
Sistem Informasi
Portal Mahasiswa Dan Dosen
Portal Alumni Dan Karir
Portal Kepegawaian/SDM
E-Kinerja
Kuliah Kerja Nyata
SOP
KIP
Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU)
Rumah Jurnal
Repository
Ebook
OPAC
Sistem Pengecekan Ijazah dan Transkrip
Registrasi Mahasiswa Baru
Pustipad Helpdesk
UKT Covid
Ujian Masuk Mandiri
Monev Perkuliahan Daring
Tracer Study
Sister
Kuliah di UIN
Penerimaan Mahasiswa Baru
Unit Kegiatan Mahasiswa
Kartu Indonesia Pintar (KIP)
Agenda
Change Languange
English
العربية
Dialog Lintas Agama Tanamkan Nilai Pluralisme
23 April 2011
Suryani Musi
Facebook
Twitter
Linkedin
WA
UIN Online
- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN Alauddin Makassar menggelar dialog lintas agama yang dihadiri kurang lebih 380 peserta dari agama yang berbeda, dengan mengusung tema Penanaman Nilai-Nilai Pluralitas Demi Terciptanya Hubungan Diniyah yang Harmonis. Kegiatan ini digelar di STIE Nobel Alauddin, Sabtu (23/04/2011).
Dialog ini menghadirkan pemateri dari tiga agama. Yakni, dari agama Islam Dr Nurhidayat Muh Said MAg dengan mengusung tema nilai-nilai pluralitas dalam Islam konsep Al-Qur’an. Dari agama Kristen menghadirkan Prof Dr Win Poli dengan tema Pentingnya Penanaman Nilai-Nilai Pluralitas Demi Tercapainya Hubungan yang Harmonis.
Sementara dari agama Budha menghadirkan Ir Yonggris MM dengan tema Strategi Revavailisasi Kerukunan Antarberagama dalam Prinsip Pancasila.
Menurut ketua HMJ PAI, Rudi, agama adalah adalah perekat bangsa. Sebelum dialog dimulai berkali-kali dia menyakinkan bahwa kata agama itu terdiri dari kata a yang berarti tidak, dan kata gama artinya kacau. Jadi agama adalah tidak kacau.
Menurut Yonggris, persoalan agama adalah persoalan yang tidak akan pernah selesai. “Ada empat fenomena yang menjadi permasalahan yakni cara beragama, pembawaan manusia sejak lahir, tempat beribadah, dan Indonesia yang memiliki banyak agama namun tidak pernah bisa merukunkan penganut-penganut agamanya.”
Cara beragama yang dimaksudkan dalah belum mampunya menumbuhkan kecintaan kepada sesama beragama. Sisi humanisnya sangat tipis. Hanya semata-mata hubungannya kepada Tuhan semata. Selain itu korelasi antara pendidikan dengan agama tidak berbanding lurus. Misalnya para koruptor atau pendemo tersebut bukan orang yang bodoh. Hanya akhlaknya yang kurang.
Sifat pembawaan manusia yang dimaksudkan adalah memiliki kebencian dan kerakusan. Manusia pada hakekatnya selalu rakus, pada kekuasaaan, kebersamaan, ataupun pengikut yang sebanyak-banyaknya.
Tempat ibadah dimaksudkan adalah yang selalu menjadi persoalan. Di manapun seseorang hendak beribadah tidak ada permasalahan jika itu memang tempatnya. Dan, Indonesia memiliki banyak agama tapi belum mampu merukunkan penganut antaragama satu sama lain.
Sedangkan Wim Poli menekankan bahwa penyebab terjadinya benturan antaragama adalah masalah hati. Dia menekankan bahwa nilai tersebut tidak tercipta di Perguruan Tinggi namun dari landasan pemahaman yang kokoh dari rumah atau keluarga sampai berumur 10 tahun. Itu adalah saat yang kritis menanamkan pluralitas. Kemudian penyebab adanya bernturan tersebut adalah globalisasi yang menjadikan dunia menjadi majemuk tanpa batas.
Dr Nurhidayat menekankan seharusnya dialog yang dibahas adalah bagaimana tokoh-tokoh yang melindungi agama lain. Contohnya dalam perjalanan Abu Thalib dan Muhammad bertemu dengan seorang pendeta yang bernama Bakhira dan memberitakan kepada Abu Thalib bahwa keponakannya akan menjadi seorang nabi, akan tetapi Abu Thalib tidak percaya dengan perkataan pendeta tersebut, sang pendeta memperlihatkan bukti-bukti tentang kenabian Muhammad SAW dari Al-kitabnya yang memuat hal tersebut. Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan keduanyapun kembali ke Mekkah.
Dr Nurhidayat juga menekankan bahwa seseorang kadang begitu mudahnya mengklaim bahwa orang lain kafir seakan-akan dialah si Pemegang kunci surga tersebut.
Perhatikan dengan seksama ayat Al Quran surat Al Hujuraat ayat 13 ini: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.
“Allah kan tidak menginginkan kita hanya satu agama. Cobalah kita kembali melihat Al-Qur’an. Jangan hanya memahami ayat secara tekstual tapi pahamilah secara kontekstual,” ujar Nurhidayat.
Please enable JavaScript to view the
comments powered by Disqus.
Previous Post
LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
Next Post
GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2
Berita Terbaru
Berita Populer
LP2M UIN Alauddin Makassar Sukses Dukung Program Prioritas Sulsel Melalui Pengabdian Masyarakat
20 September 2024
GenBI Sukses Gelar The Article Writing Competition Batch 2
20 September 2024
Dua Dosen SPI Ikuti Sosialisasi Si Jawarba oleh Kemenag di Makassar
20 September 2024
Hadiri Simposium Internasional Makassan-Marege 2024, Ketua Produ SPI: Penting dalam Diskusi Lintas B
20 September 2024
HIMAJIP Wadahi Mahasiswa Tentang Literasi di Era Society melalui Kajian Rutin
20 September 2024
3 Makna Dasar Hidup Dalam Al-Quran
11 Agustus 2011
Tahun Akademik 2019/2020, Ini Jumlah Kuota Maba Setiap Prodi di UIN Alauddin
18 Februari 2019
Berikut ini Jalur Masuk UIN Alauddin Makassar T.A. 2019/2020
18 Februari 2019
Prof Abustani Kaji Kelompok Mutaqaddimah dan Mutaakhirin
26 Mei 2011
Berikut Kuota Jalur SPAN-PTKIN UIN Alauddin
27 April 2018