Gambar BEM UIN Alauddin Adakan Debat Calon Purek III

BEM UIN Alauddin Adakan Debat Calon Purek III

UIN Online - Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makssar menggelar dialog peta gagasan calon pembantu Rektor (Purek) bidang kemahasiswaan denagan tema Membangun Kultur Akademik dan Demokrasi Kampus.

Kegiatan itu berlangsung di ruang rapat gedung Rektorat lantai I UIN Samata Gowa, Kamis (10/11/2011). Hadir sebagai peserta Dekan Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Prof Dr H Ambo Asse, Pembantu Dekan I FSH Dr Moh Sabri AR, sementara dosen Fakultas Ushuluddin dan Filsafat (FUF) Dr HM Nasir Siola MA berhalangan hadir.

Lalu, Baharuddin Hafid sebagai pembanding sekaligus alumni yang merupakan mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa (MPM) di tahun 1999.

Namun dari nama-nama di atas menurut Rektor UIN, Prof Dr H A Qadir Gassing HT MS menyatakan bahwa sampai dialog tadi berlangsung belum ada nama-nama yang dikeluarkan oleh Rekktor untuk dipilih di senat.

"Tugas mahaisswa sebenarnya untuk memberi saran dengan melihat berbagai sisi,"katanya sebelum membuka kegiatan tersebut. Ia juga menyebutkan bahwa kriteria yang akan ia tetapkan sebagai calon Purek, yakni bisa diajak bekerja sama, dan bisa mengembangkan apa yang telah digagas oleh Rektor.

Prof Ambo Asse mengemukakan tiga hal yang menjadi visi  misinya yakni mengembangkan kultur akademik, mengedepankan demokrasi kampus, dan melakukan pembinaan karakter. Ia juga menyatakan bahwa untuk menghadapi mahasiswa nantinya baginya tidak terlalu sulit karena dia memiliki anak delapan. Baginya, dia juga bisa mengerti mahasiswa seperti ketika ia menjadi seorang ayah.

Sementara Dr Sabri menekankan unsur pencerdasan dengan memosisikan mahasiswa nantinya sebagai mitra berpikir bukan atasan mahasiswa. Kultur demokrasi dengan memosisikan suara mahasiswa adalah suara kebenaran.

"Ketika saya nanti terpilih menjadi PR III saya ingin mengubah paradigma dari Pembantu Rektor bidang kemahasiswaan menjadi pembantu mahasiswa dalam bidang kerektoratan. Sehingga anggaran, ide, gagasan, dan lainnya bisa menjadi perdebatan di ruang kerektoratan. Selain itu, juga perlu rekontruksi demokrasi dengan membentuk kongres mahasiswa yang akan menyuarakan suara mahasiswa di ruang senat nanti," paparnya.(*)

Previous Post Ketua LP2M UIN Alauddin Makassar Jadi Dewan Hakim di MTQ Nasional ke-30 di Samarinda
Next Post Prodi Perbankan Syariah UIN Alauddin Hadapi Standar Internasional dengan Kurikulum OBE