UIN Alauddin Online - Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar menggelar sidang promosi doktor oleh Besse Wahid S Pd I M Pd I, di Gedung Profesi Pendidikan Guru (PPG), Selasa 8 Oktober 2024.
Promovendus berhasil meraih gelar Doktor dengan predikat sangat memuaskan, setelah mempertahankan disertasinya yang berjudul "Pembelajaran Bahasa Arab pada Pondok Pesantren di Kota Pontianak dalam Perspektif Era Posmetode".
Dr Besse Nurwahida menuturkan dalam disertasinya, kegiatan perencanaan pembelajaran Bahasa Arab pada Pondok Pesantrean Mathla'ul Anwar, Darunna'im Putri, dan Assalam menunjukkan kesesuaian dengan tiga parameter posmetode, yaitu kekhususan (particularity), kepraktisan (practicality), dan kemungkinan (possibility). Relevansi dengan parameter kekhususan terlihat dalam tujuan dan perencanaan pembelajaran yang dilakukan dengan menyesuaikan pada konteks lokal dan karakteristik peserta didik dan pondok pesantren.
"Untuk relevansi dengan parameter kemungkinan terlihat dalam penyesuaian tujuan dan perencanaan pembelajaran Bahasa Arab pada konteks sosial politik dengan tetap mengacu pada standar isi dan kompetensi dasar kurikulum 2013 sebagai standar tujuan pembelajaran bahasa secara Nasional. Sementara parameter kepraktisan ditunjukkan dengan fleksibilitas dalam kegiatan perencanaan," tuturnya.
Ia menambahkan, berkaitan dengan hal diatas, masih perlu dimaksimalkan dengan lebih rutin melakukan refleksi dan penyesuaian perencanaan, khususnya pada Pondok Pesantren Darunna' im Putri.
Lebih lanjut, Dr Besse juga menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dan Madrasah Diniyah Mathla'ul Anwar, Darunna'im Putri, dan Assalam menunjukkan kesesuaian dengan tiga parameter posmetode dalam kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
"Parameter kekhususan ditunjukkan dengan pelaksanaan pembelajaran yang relevan dengan konteks lokal dan sosial budaya pesantren, konteks situasi pembelajaran, dan konteks kemampuan dan kebutuhan peserta didik. Untuk parameter kepraktisan ditunjukkan dengan pembelajaran yang efektif, praktis, interaktif, partisipatif, dan berkesinambungan. Untuk parameter kemungkinan ditunjukkan dengan pembelajaran yang memungkinkan pemberdayaan potensi peserta didik, melatih berpikir kritis, mandiri belajar dan tanggung jawab," jelasnya.
"Sementara relevansi pembelajaran Bahasa Arab dengan 10 strategi makro posmetode menunjukkan kemiripan antara ketiga pondok pesantren tersebut. Namun, Darunna'im Putri yang dominan dengan pembelajaran interaktifnya memiliki relevansi lebih dengan strategi memaksimalkan kesempatan belajar. Sementara Mathla'ul Anwar dan Assalam yang dominan dengan pembelajaran eksploratif dan kolaboratifnya memiliki relevansi dengan strategi meningkatkan otonomi peserta didik," sambungnya.
Terakhir, Ia menyampaikan kegiatan evaluasi pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Aliyah dan Madrasah Diniyah Mathla'ul Anwar, Darunna'im Putri, dan Assalam menggambarkan relevansi dengan tiga parameter posmetode.
"Relevansi dengan parameter kekhususan terlihat dalam pelaksanaan penilaian yang sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan lembaga. Untuk relevansi dengan parameter kepraktisan terlihat dalam kegiatan evaluasi yang praktis sesuai kondisi, fleksibel dalam teknik penilaian, dan berkesinambungan. Sementara parameter kemungkinan terlihat dalam penilaian yang menjadi bahan refleksi kritis, pemberdayaan potensi dan berpikir kritis peserta didik," ucapnya.
Berdasarkan hasil tersebut, Dr besse menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran di ketiga pondok pesantren sudah sejalan dengan strategi makro posmetode. Namun, perlunya penguatan kolaborasi antar-pesantren, khususnya Madrasah Diniyah dalam berbagi praktik terbaik dan sumber daya pendidikan.
"Ini dapat dilakukan melalui forum diskusi ruin antar-guru, pertukaran pengalaman, serta pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan secara lintas pesantren untuk meningkatkan kualitas pendidikan secara keseluruhan, seperti yang dilakukan oleh Madrasah Aliyah melalui MGMP," Ia mengakhiri.