UIN Alauddin Online - Awal Ramadhan 2022, diamati tim pengamatan Program Studi (Prodi) Ilmu Falak Fakultas Syariah dan Hukum UIN Alauddin Makassar di Rooftop Mall GTC Kota Makassar, Jumat (01/04/2022).
Selain dari UIN Alauddin, pengamatan serentak itu diikuti Kementerian Agama Kanwil Sulawesi Selatan, BMKG Wilayah IV Makassar dan Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Ketua Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Dr Fatmawati M Ag mengatakan, pelaksanaan Rukyatul Hilal merupakan program rutin dalam rangka memberikan pengalaman kepada mahasiswa terkait dengan praktek penggunaan alat.
"Pengamatan awal ramadhan menjadi program rutin, ini penting dilaksanakan sebagai wadah bagi mahasiswa belajar mempraktekkan alat yang digunakan untuk pengamatan hilal tentu ini mengasah pengalaman mahasiswa," katanya.
Ia menambahkan, menyikapi perbedaan 1 ramadhan tahun ini, menjadi momentum bagi Prodi Ilmu Falak karena dapat memberikan edukasi kepada masyarakat terkait perbedaan tersebut, ia juga menilai bahwa dengan momentum ini Ilmu Falak tersosialisasi di masyarakat.
"Perbedaan awal ramadhan tahun ini menjadi keuntungan bagi Ilmu Falak karena ini membuka wawasan masyarakat terkait dengan awal ramadhan, masyarakat menjadi sadar bahwa ternyata Ilmu Falak penting dan masyarakat mulai mengenal bahwa ada program studi yang memang fokus dengan keilmuan ini," ujarnya.
Dosen Prodi Ilmu Falak UIN Alauddin Dr Muh Rasywan Syarif M Si menjelaskan bahwa tinggi hilal 1 Ramadhan 1443 H sekitar 1°45' dengan Elongasi 3°1'. Menurutnya, tinggi hilal tidak memenuhi kriteria MABIMS.
"Untuk hari ini, tinggi hilal di Makassar setelah matahari tenggelam 1°45' dengan elongasi 3°1', hal ini tidak memenuhi kriteria MABIMS," jelasnya.
Lebih lanjut, Ia mengatakan, secara sains hilal sangat sulit terlihat karena cahaya hilal masih terkalahkan dengan cahaya matahari.
"Secara sains dengan ketinggian tersebut, hilal masih sulit terlihat karena terkalahkan oleh cahaya syafaq dan cahaya kontraksnya matahari, untuk meredupkan cahaya matahari dan syafaq butuh waktu 10 menit setelah matahari tenggelam," tutupnya.
Untuk diketahui, hingga pengamatan berakhir, tim rukyat tidak dapat melakukan pengamatan hilal karena kondisi cuaca buruk disertai hujan ringan, sehingga diputuskan bahwa hilal 1 Ramadhan 1443 H / 2022 M di Kota Makassar tidak terlihat.