Gambar

"Aku Ingin Menjadi Ustad"

BERANGKAT dari orang tua yang kesehariannya mengajar di pesantren, membuat Ahmad Husain, mahasiswa Manajemen Dakwah UIN Alauddin Makassar, bercita-cita ingin mengikuti jejak kedua orang tuanya.

Tentu saja, cita-cita menjadi pendakwah atau ustad, di era serba teknologi modern seperti sekarang ini sangatlah langka dan unik. Namun, Husain memang merupakan sosok pemuda yang beda dengan lainnya.

Menurut anak keempat dari tujuh bersaudara, "sejak masih duduk di bangku sekolah dasar, keinginan untuk jadi ustad itu sudah ada. Mungkin karena didikan dari orang tua yang juga menjadi pengajar di sebuah pesantren," ujar Husain ketika ditemui UIN Online, Selasa (14/3/2011) lalu..

Setelah tamat dari sekolah dasar tahun 2002 Husan melanjutkan sekolahnya ke MTs Abnaul Amir, Bonto Nompo, Gowa. disinlah anak dari Drs Tuami Jidda dan Husnia ini menimba ilmu keagamaan. Tiga tahun menimba ilmu di MTs Abnaul Amir, adik dari Amira Wahyuni ini cukup mendapatkan pengetahuan agama.

"Untuk dasar-dasar keagamaan saya cukup memahaminya selama berada di pesantren, Selama tiga tahun itu juga saya memanfaatkan waktu untuk belajar," ungkap mahasiswa Manajemen Dakwah ini.

Pada tahun 2005, mahasiswa semester VI ini, membalikkan arah ke SMK Garudaya. Di sini ia menimba ilmu pengetahuan umum. Namun bukan berarti cita-citanya jadi ustad berakhir, tapi alasan sekolah umum agar dekat dengan adik-adiknya sekaligus ingin memadukan ilmu agama dan ilmu umum.

"Ketika tamat Tsanawiyah saya berfikir bagaimana menggabungkan antara ilmu agama dan pengetahuan umum, hingga akhirnya saya memilih SMK Garudaya dan mengambil jurusan Administrasi Perkantoran," ungkapnya.

Giat belajar dan keinginan tulus ingin membahagiakan orang tua hal adalah motivasi diri yang tak pernah hilang dari Husain untuk menimba ilmu. Seperti keinginan orang tuanya dan cita-cita di masa kecilnya. Kakak dari Suchairah As Sauqi melanjutkaan pendidikannya ke perguruan tinggi negeri di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tahun 2008.

Anak kelahiran Bontang ini mengambil jurusan Manajemen Dakwah di Fakultas dakwah dan komunikasi (FDK). "Seperti keinginan saya sebelumnya ingin menggabungkan antara ilmu agama dan pengetahuan umum, di FDK  saya memulainya kembali," terangnya.

Pada tahun yang sama Husain berhasil mengikuti Qasida tingkat kabupaten mewakili kecamatan Bonto Nompo. Ikut perlombaan MTQ bagi Husain baru karena hal itu telah ia lakoni sejak duduk di bangku kelas 5 SD.

Untuk urusan kuliah dan mengikuti MTQ yang setiap tahunnya diadakan ini. Husan tidak merasa kewalahan dalam mengaturnya. "Ketika harus ikut lomba dan pada waktu yang sama proses kuliah berlangsung, saya lebih sering meminta isin dan setelah selesai lomba saya kembali kekampus," ungkap Husain

"Yah. Untuk belajar juga saya gunakan dimalam hari atau saya lebih sering bangun tengah malam untuk belajar," tambahnya.

Selain mengikuti perlombaan MTQ yang diselenggarakan setiap tahunnya, Husain juga mengajar tilawah di kecamatan Bajeng Kabupaten gowa.

"Selain kuliah dan mengikuti lomba-lomba MTQ saya juga belajar  mengajar tilawah, pekerjaan ini juga baru saya lakoni selama 2 bulan terakhir," Ungkap mahasiswa kelahiran 1 Agustus ini.

Tak hanya itu, tiga tahun terakhir ini Husain juga selalu mengikuti Festival Beduk Tingkat Kabupaten Gowa, Kecamatan Bonto Nompo. "Yah. Untuk mendukung segala kegiatan yang ada saya bergabung di organisasi dakwah Badan Komunikasi Pemuda Remaja Mesjid Indonesia (BKPRNI) sejak kelas 2 SMK," ujar aktivis BEM FDK ini.

Dan sampai saat ini Husain juga masih sering diminta untuk mengaji jika ada kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan baik dalam kampus atau pada masyarakat terang Husain kepada reporter UIN Online. (Eka Novi Fitrianty B)

Data Diri:
* Nama lengkap: Ahmad Husaid
* Tempat, tanggal lahir: Bontang, 01 Agustus 1989
* Alamat: Jl Bonto Nompo, Gowa
* No Telpon: 085255557489
* Jurusan: Manajemen Dakwah
* Fakultas: Dakwah dan Komunikasi
Previous Post Indosat Ooredoo Gelar Audiensi di UIN Alauddin Makassar Bahas IM3 Corner untuk Kewirausahaan Mahasis
Next Post Andi Muhammad Syafar, Dosen UINAM Tekankan Pentingnya Literasi IT Berbasis Medsos di Tengah Gempuran