Gambar Akademisi UIN Alauddin Nilai Kaderisasi Parpol Gagal

Akademisi UIN Alauddin Nilai Kaderisasi Parpol Gagal

UIN Online - Akademisi UIN Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad menilai partai politik gagal melakukan kaderisasi dalam kontestasi pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020.

Firdaus menilai, Partai Politik (Parpol) semestinya mendorong kader terbaik untuk maju sebagai kandidat walikota ataupun bupati.

Namun, katanya, sebagian besar kandidat-kandidat walikota maupun bupati di Sulawesi Selatan bukanlah pemimpin parpol.

"Partai politik gagal melakukan kaderisasi kalau tidak ada yang maju kontestasi," katanya dalam diskusi politik di Lecture Teater Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik UIN Alauddin, Kamis (16/1/2020) sore.

Ia mencontohkan, belum ada ketua-ketua parpol yang menyatakan diri akan maju di pemilihan wali kota Makassar.

Nama-nama kandidat calon Wali Kota Makassar yang intens mempersiapkan diri justru bukanlah pemimpin parpol politik.

Antara lain Munafri Arifuddin, Dhany Pomanto, Irman Yasin Limpo, maupun Deng Ical.

"Empat besar kandidat walikota ini ternyata bukan kader terbaik partai, bukan ketua partai," terangnya.

Dosen Ilmu Politik ini mengungkapkan, kegagalan partai politik melakukan kaderisasi berpotensi melahirkan mahar politik dalam pilkada serentak.

Kandidat-kandidat walikota ataupun bupati akan saling berebut kandaraan untuk mendaftarkan diri sebagai calon.

"Akibatnya lahirlah mahar politik," ucapnya.

Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi itu menilai, kaderisasi partai politik di era saat ini merupakan tantangan politik lokal dalam menghadapi pilkada serentak 2020. 

Previous Post Sosialisasi Peraturan Rektor 253 Pedoman Pemberhentian Pegawai BLU UIN Alauddin Makassar
Next Post FEBI UIN Alauddin Bahas SKP, Halal Bihalal, hingga Yudisium pada Rakor