UIN Online - Label Islam yang dimiliki Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar tidak menjamin seluruh mahasiswa yang menuntut ilmu di dalamnya harus beragama Islam. Buktinya, tahun ini ada dua mahasiswa non muslim yang kuliah di kampus yang dulunya bernama Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Alauddin Makassar ini.Pembantu Rektor I Bidang Akademik UIN Alauddin, Prof Dr H Ahmad Sewang MA ketika ditemui reporter UIN Online di ruang kerjanya, Kamis (08/09/2011) mengungkapkan bahwa perubahan status menjadi "Universitas" menuntut kita untuk terbuka kepada siapa saja selama dia mengikuti aturan."Diterimanya mahasiswa non muslim untuk kuliah di UIN Alauddin saya kira tidak ada masalah, hal ini dikarenakan status kampus kita sudah Universitas dan harus membuka diri, yang jelas mereka mengikuti aturan yang ada," ujarnya."Saya saja pernah mempelajari konsep seorang atheis yaitu Karl Marx, tapi saya tidak menganut atheisme. Jadi kampus kita ini semenjak menjadi universitas, terbuka untuk siapa saja buat belajar di sini," ujarnya.Untuk tahun ini ada dua mahasiswa non muslim yang kuliah di UIN Alauddin Makassar. Satu orang mahasiswa kuliah di Fakultas Sains dan Teknologi (FST) dan satu orang di Fakultas Ilmu Kesehatan (FIK).Rilan Christian Purba, mahasiswa non muslim asal Sumatera Utara ketika ditemui reporter UIN Online mengungkapkan bahwa memilih UIN Alauddin sebagai tempat melanjutkan studinya, selain karena ingin belajar ilmu kesehatan juga dikarenakan faktor ekonomi.Mahasiswa baru yang lulus di jurusan Kesehatan Masyarakat (Kesmas) ini menceritakan bahwa biaya pendidikan di daerahnya sangat tinggi. "Lalu di UIN Alauddin statusnya Negeri dan biayanya terjangkau maka saya pilih untuk kuliah di sini walaupun saya termasuk dalam bagian kaum minoritas tapi saya yakin bahwa masyarakat di sini bisa menerima saya," ujarnya. (*)
