Gambar 96,14 persen Santri Bukit Hidayah Malino Lulus UN

96,14 persen Santri Bukit Hidayah Malino Lulus UN

UIN Online ? Pondok Pesantren (Pontren) Bukit Hidayah Malino, berlokasi di Desa Bulutana, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, berhasil meluluskan santrinya pada ujian nasional (UN) tahun 2010, sebanyak 30 dari 31 orang atau tingkat kelulusan sebesar 96,14 persen. Pontren Bukit Hidayah Malino, berada di bawah naungan Yayasan Keluarga Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, dengan membina jenjang pendidikan tingkat madrasah tsanawiyah dan madrasah aliah. Menurut Abd Hamid Sarro BA, pimpinan pontren, mengemukakan, ?hasil ujian nasional tahun 2010 ini, hanya satu orang santri kami yang tidak lulus UN?, ujarnya. ?Alhamdulillah, tahun ini hanya satu orang yang tidak lulus UN dari 31 santri yang kami bina. Santri yang tidak lulus ini, akan ikut ujian ulangan pada bulan Mei ini,? ungkapnya saat ditemui di ruang tamu rektor, Selasa (04/05). Hamid Sarro juga mengemukakan, santri pesantren yang dibina berasal dari daerah pengunungan, penghasilan orang tua mereka terbilang di bawah rata-rata, sehingga di pontren ini tidak dipungut biaya pendidikan alias gratis, tapi diwajibkan membawa beras sebanyak 17 liter perbulan untuk dimakan selama sebulan. Meskipun Pontren Bukit Hidayah Malino berada di daerah pegunungan, namun pesantren ini telah meraih banyak prestasi. ?Pada pekan olahraga dan seni pondok pesantren daerah (Pospeda) IV, Provinsi Sulsel, di Sudiang bulan April lalu, santri kami berhasil meraih lima medali emas dan satu medali perak, dan akan mewakili Sulsel pada bidang sepak takrow pada (Pospenas) di Surabaya nanti?, katanya. Pontren Bukit Hidayah Malino merupakan pontren yang bungsu di antara 28 pontren yang ada di Kab. Gowa, tapi prestasi yang telah dicapai cukup membanggakan, buktinya pada bulan mei mendatang, santri dari gunung ini akan mewakili Kab. Gowa di cabang Sarhil Qur?an pada MTQ di Selayar, Enrekang, dan Palopo. Ketua Yayasan Pondok Pesatren, Prof Dr Azhar Arsyad MA, mengaku bangga dengan prestasi yang dicapai oleh para santri Pontren yang ia dirikan pada tahun 2002 itu. Menurutnya, ?santri kami tidak hanya hebat pada bidang agama, tetapi pada bidang lainpun seperti olahraga dan ilmu pengetahuan tak kalah bersaing dengan pesantren-pesantren unggulan yang ada sekarang?, ujarnya. Pesantren Bukit Hidayah Malino, berada pada daerah berhawa dingin, terpencil dan jauh dari keramaian kota. Meskipun Malino terbilang jauh, tapi daerah ini telah menggores sejarah karena disinilah disepakati perjanjian Malino I dan Malino II, untuk mendamaikan konflik Maluku dan Poso.
Previous Post Yudisium 23 Mahasiswa, WD I FAH Harap Kontribusi dalam Pengembangan Sejarah Peradaban Islam
Next Post Ditutup Kaprodi, Bioleaf IX HMJ Biologi Resmi Berakhir