UIN Online - Dalam momen Muktamar Muhammadiyah ke-47 yang tengah berlangsung di Makassar, Maarif Institute bersama UIN Alauddin Makassar meluncurkan buku "Fikih Kebhinekaan" di Gedung Training Center Kampus I. Kamis (06/08)
Ini juga merupakan bentuk rasa syukur 80 tahun Maarif Institute. Buku yang merupakan kumpulan pemikiran yang berkembang dalam halaqah fikih kebhinekaan mendatangkan narasumber dari pengajar UIN Alauddin Makassar Dr Mohd. Sabri AR, Majelis Tarjih PP Muhammadiyah Ustad Wawan Gunawan Abdul Whid Lc MA dan Direktur Riset Maarif Institute Ahmad Fuad Fanani MA.
Buku ini juga bertujuan untuk memberikan panduan praksis dikalangan umat Islam Indonesia yang mendorong hubungan sosial yang harmonis, menghilangkan diskriminasi, memperkuat demokratisasi. Tetapi juga, memberikan landasan normatif-religius bagi Negara dalam memenuhi hak-hak warga masyarakat secara berkeadilan.
Rektor UIN Alauddin, Prof Dr Musafir Pababbari MSi mengatakan bahwa wajah Islam bisa rahmatan lil alamin jika didialogkan.“Bagaimana Islam memandang pemimpin non muslim,” tutur rektor yang baru dilantik 9 Juli 2015 lalu ini.
"Jangan takut berbeda pendapat," ujar Prof Dr Ahmad Syafii Maarif saat memberikan pengantar dalam diskusi itu. Ia juga menambahkan bahwa Islam mau membangun peradaban bukan kebiadaban.