Gambar POKJA 2 SILE ATASI MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS KOMUNITAS

POKJA 2 SILE ATASI MANAJEMEN KONFLIK BERBASIS KOMUNITAS

UIN ONLINE – Lette yang terletak di Kota Makassar, merupakan salah satu komunitas yang di dukung oleh SILE dalam program Kemitraan Universitas Masyarakat, melalui kelompok kerja (yang lebih dikenal dengan nama POKJA 2). Mereka terdiri dari perwakilan fakultas-fakultas di UIN Alauddin Makassar dan staf dari Lembaga Swadaya Masyarakat, Lembaga Advokasi dan Pendidikan Anak Rakyat (LAPAR).

Komunitas ini sebelumnya memperoleh stigma sebagai komunitas miskin kota. Berdasarkan hasil assesmen POKJA 2 pada tahun 2012, Lette menghadapi beberapa tantangan seperti kemiskinan, kenakalan remaja, kurangnya kesadaran terhadap hak-hak dan tanggungjawab sebagai warga, dan minimnya proses-proses komunitas yang menerapkan tata kelola demokratis.

Di sisi lain, pemetaan aset dan peluang yang dilakukan secara partisipatoris mencatat bahwa Lette merupakan masyarakat perkotaan dengan jumlah populasi yang padat, penuh dengan orang-orang muda dengan kemampuan untuk bekerja dan mereka sangat potensial digabungkan dalam sebuah kelompok pemuda, elemen-elemen komunitas Lette juga memiliki potensi untuk memimpin dan berpartisipasi dalam proses-proses pembangunan; dan hal penting lainnya adalah adanya struktur organisasi seperti RT dan RW yang dapat digerakkan untuk memainkan peran penting dalam pengembangan komunitasnya.

Nurdin  M dari Forum RT/RW Kelurahan Lette mengatakan bahwa tujuan dari Program Kemitraan Universitas Komunitas adalah mengembangkan mekanisme manajemen konflik berbasis komunitas secara partisiapatif berbasis asset lokal dan meningkatkan kapasitas masyarakat dalam melaksanakan manajemen konflik berbasis komunitas.

“Model mekanisme management konflik berbasis komunitas untuk masyarakat perkotaan. Model baru ini meletakkan warga dan kelompok masyarakat sebagai kekuatan penggerak untuk menangani dan menemukan pemecahan terhadap konflik-konflik komunitas yang beragam bentuknya melalui engagement dengan pemerintahan yang lebih tinggi. Proses-proses tersebut menekankan pada identifikasi dan mobilisasi aset yang dimiliki oleh komunitas kami,” ucapnya saat Closing Event Ceremony SILE.

Selain itu, ia beranggapan bahwa kepemimpinan masyarakat, resolusi konflik dan keterampilan membangun perdamaian dikalangan pemimpin dan anggota masyarakat memang fakta terjadi di keluarahan Lette.

Dengan tema “Kemitraan Universitas -Masyarakat Untuk Perubahan Sosial”, acara ini dilaksanakan di Ballroom Lantai II Hotel Swiss Belinn Jl. Boulevard Raya. (Kamis, 19/01/2017)

 

 

Previous Post Dosen Keperawatan Jadi Narasumber Podcast Kampanye Moderasi Beragama Melalui Digital dan Online Nad
Next Post Pimpinan FAH Beserta Jajarannya Hadiri Sidang Promosi Doktor Dosen Prodi Ilmu Perpustakaan