Gambar Wahyu Tidak Bisa Diperhadapkan dengan Isme

Wahyu Tidak Bisa Diperhadapkan dengan Isme

UIN Online - Wahyu Islam tidak boleh diperhadapkan langsung dengan ajaran atau isme-isme apalagi melawan isme itu. Terutama ajaran aliran atau paham liberalisme yang merupakan brasal dari pikiran manusia.

Jika dilihat dari sejarahnya liberalisme lahir di eropa yang pada masa itu agama mengekang manusia sehingga muncullah manusia bebas. Hal ini diungkapkan oleh Prof Dr Qasim Mattar MA saat membawakan dialog publik ramadhan 1432 H di lantai 4 Graha Pena, Makassar, Sabtu (27/8/2011) lalu.
 
"Semangat liberalisme bisa kita lihat ketika manusia tertindas sehingga muncullah manusia bebas. Ketika isme masuk pada industri ia bebas membawa isme berbagai bidang sehingga muncullah individualistik yang tidak memikirkan orang lain yang kemudian lahirlah sosialisme seperti Karl Max," kata Prof Qasim

Tak jauh berbeda dengan Prof Qasim, Wakil Ketua MUI Sulsel Dr Arfah Sidiq juga mengatakan bahwa liberalisme tidak muncul dari ajaran isme, dilihat dari sejarah pada abad pertengahan ketika manusia merasa dikekang oleh agama Kristen. Manusia tidak bisa keluar dari kungkungan karena ada ajaran agama maka muncullah paham ini. Manusia diberikan oleh Tuhan potensi dan akhlak sehingga secara individual dan komunitas mereka bebas.

"Jika dilihat dari sisi Islam ada dua pendekatan yakni tafsil dan bil ma ruf. Jika dilihat dari rainya seseorang yang memberikan penafsiran berdasarkan nalar sastra dan sosialnya, sementra bil ma ruf diambil dari ayat dengan ayat atau ayat dengan hadis dan saat ini yang berkembang. Namun persoalan yang muncul, ada orang yang menyatakan kami bebas dalam kaidah tanpa persamaan," kata Dr Arfah. (*)

Previous Post Prodi Akuntansi UIN Alauddin Gelar Tes TOEFL bagi Calon Mahasiswa Kelas Internasional
Next Post UIN Alauddin Makassar Gelar 3.000 Khataman Al-Qur’an, Dukung Target Nasional 350.000 Khataman Kemena