Gambar Strategi Percepatan KTI Adalah dengan Konektivitas

Strategi Percepatan KTI Adalah dengan Konektivitas

UIN Online - Salah satu faktor yang membuat Kawasan Timur Indonesia (KTI) ketinggalan dari segi ekonomi adalah persebaran penduduk yang tidak merata. Lalu kawasan kepulauan yang tidak memiliki rencana pengembangan tata ruang kepulauan yang terintegrasi dan sinergistik.

Hal itu dikatakan Menteri Kelautan dan Perikanan RI, Dr Ir Fadel Muhammad ketika menghadiri pertemuan Temu Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Indonesia Timur. Kegiatan oleh BEM Universitas UIN ini dilaksanakan di gedung Training Centre Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Selasa (16/06/2011).

"Ketertinggalan Ekonomi Kawasan Timur Indonesia (KTI), disebabkan oleh persebaran penduduk yang tidak merata  dan banyak lisensi yang tidak adil yang diberikan kepada Indonesia Timur dalam bentuk pembangunan," kata Fadel Muhammad.

Hal lainnya adalah belum mampunya pemerintah setempat memetakan faktor endorsement yang dimiliki sebagai wahana untuk mengembangkan daya saing. Lalu dinamika politik lokal yang tidak terkelola dengan baik dan kualitas kapasitas manajemen pemerintah daerah yang kurang memadai ditambah keterbatasan infrastruktur.

Terobosan yang ditawarkan Fadel untuk percepatan pembangunan di KTI yakni, meningkatkan konektivitas KTI dengan wilayah, dan kawasan ekonomi yang sudah berkembang melalui sistem transportasi dan logistik yang efesien, ekonomis, efektif, dan relevan dengan kondisi obyektif KTI, pengembangan koridor ekonomi dan sinergitas antarkoridor, dan penguatan SDM dan IPTEK di KTI.

"Lalu jika ingin unggul di sekor kelautan & perikanan adalah membangun minapolitan sebagai jejaring pertumbuhan ekonomi kawasan. Kemudian meningkatkan kualitas produk kelautan dan perikanan agar unggul di pasar internasional, menetapkan komoditas unggulan baik yang berasal dari kegiatan budidaya maupun tangkap (rumput laut, tuna), dan mengembangkan perikanan budidaya untuk ikan bernilai ekonomi tinggi terutama budidaya laut," ujarnya.

Ketika salah satu perwakilan delegasi dari Bone mempertanyakan apakah biaya riset dari pertanian biasa ditambah, sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh Dr Ir Fadel Muhammad, diserobot oleh Prof Dr Qasim Mattar bahwa itu jika Rektor melakukan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) ke daerah lokal untuk melakukan riset kecil-kecilan.

"Potensi daerah Timur hebat baik dari darat dan laut. Tapi, itu perlu perencanaan, strategis, dan SDM. Jadi peran perguruan Tinggi, peran BEM, pemerintah Daerah adalah membikin SDM bisa dijaga dengan baik. Mari kita membuat Indonesia Timur maju!," tambahnya. (*)

Previous Post Tim LDRH UIN Alauddin Juara 2 Kompetisi Essay Hukum Tingkat Nasional
Next Post Mahasiswa Keperawatan UIN Alauddin Makassar Raih Juara Kategori Video Ter-estetik