UIN Alauddin Online - Rektor UIN Alauddin Makassar, Prof Hamdan Juhannis membuka secara resmi Musyawarah Nasional (Munas) II Forum Dekan Dakwah dan Komunikasi (Fordakom) PTKIN.
Pembukaan itu dilaksanakan di gedung Auditorium Kampus II UIN, Romang Polong Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, Kamis 16 Juni 2022.
Hadir dalam pembukaan itu, Ketua Fordakom, Prof Dr Suprapto M, Bupati Gowa diwakili Kabag Kesra, hadir pula Anregurutta H. Abd. Rahim Assegaf (Puang Ramma) serta para guru besar dan mahasiswa di lingkungan FDK.
Dihadapan para peserta Munas, Prof Hamdan Juhannis mengungkapkan, UIN Makassar memiliki 3 kampus, diantaranya kampus I terletak di Jalan Sultan Alauddin Kota Makassar.
"Di Kampus I digunakan untuk pusat penyelenggaraan pelayanan masyarakat dan Prodi Kedokteran serta Rumah Sakit," ujarnya.
Sementara di Kampus II, lanjut Prof Hamdan Juhannis dengan luas 50 ha, memiliki lokasi joging trek yang asri. "Di tempat ini, merupakan pusat pelayanan terhadap 28.892 mahasiswa," paparnya.
"Kemudian di Kampus III, terletak di Kabupaten Gowa. Disana kata Dia laboratorium Fakultas Tarbiyah dan Keguruan dan pusat Pendidikan Profesi Guru," sambung Hamdan.
Tak hanya itu, Guru Besar Sosiologi itu membeberkan, selain Pancasila kampus ini memiliki jargon Pancacita, 5 pancacita akademik dan 5 pancacita non akademik yang harus dihafal mahasiswa.
Rektor yang sangat antusias dalam kebersihan kampus itu menantang para peserta seminar, untuk mengelilingi kawasan kampus, dan meyakinkan pasti tak menemukan sampah.
"Bilamana menemukan sampah, maka taruhannya dipungut," tutur Rektor UIN Alauddin Makassar Prof Hamdan Juhannis disambut tawa peserta.
Yang tak kalah penting, Prof Hamdan Juhannis meminta peserta harus memahami tentang filosopi Appasula atau empat penjuru angin alias 4 Yusuf, dari Sulawei Selatan.
Yusuf dimaksud kata Pria asal Kabupaten Bone itu, Yusuf Kalla, Baharuddin Yusuf Habibie, Jenderal Yusuf dan Syekh Yusuf Al-Makassary.
"Jadi kalau sudah kembali ke daerah masing-masing, dan ditanya apa hasil di Makassar, katakan saja, kami mendapatkan Filosopi Appasulapa," pungkasnya.
Untuk diketahui, setelah diadakan pembukaa, kemudian dilanjutkan dengan Seminar Internasional dengan tajuk Dakwah Berwawasan Moderasi Beragama: Upaya Penguatan Outcome-Based Education.
Seminar itu juga dihadiri tujuh orang pembicara dari 5 negara termasuk Indonesia, yakni Asemeh Ghasemi dari Iran, Phaisan Toryib dari Thailand.
Kemudian Mohamad Fowz Hendric dari Afrika Selatan, Yusuf Khalid dari Brunai Darussalam, serta Nabilah Lubis, Azyumardi Azra, dan Mustari Mustafa dari Indonesia.