UIN Online - Prof Dr Wasilah Sahabuddin ST MT, kini resmi menjabat sebagai Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Majene Provinsi Sulawesi Barat Periode 2021-2025.
Guru Besar Arsitektur pertama Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Alauddin Makassar itu dilantik oleh Menteri Agama RI KH. Yaqut Cholil Qoumas di Kantor Kementerian Agama, pada Kamis 4 Februari 2021.
Prof Wasilah dalam sambutannya menyampaikan akan mengembangkan STAIN Majene menjadi lebih baik. Salah satu program yang akan digagas menjadikan STAIN Majene berdaya sain ditingkat nasional maupun dikanca Internasional.
"Saya akan mendatangkan dosen - dosen dari luar untuk membantu kita di STAIN Majene, agar kualitas STAIN Majene menjadi lebih baik," ucapnya.
Selain itu, eks Wakil Dekan I Bidang Akademik FST Itu juga akan membenahi tata kelolah STAIN Majene, mulai dari manajemen, dan kuliatias dosen dan mahasiswa. "Dosen akan saya tingkatkan kompetensinya misalnya, dari doktor menjadi guru besar," ujarnya.
Lanjut Wasilah, akan merubah STAIN Majene menjadi IAIN, setelah itu menjadi UIN. "Jadi kalau kita mau ubah menjadi UIN jurusan akan ditambah, minimal ada jurusan umumnya," ungkapnya.
Ia berharap, kedepannya STAIN Majene bisa menjadi salah satu sekolah tingggi yang berdaya sain tinggi, sehingga melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas. "Itu target utama membawa STAIN Majene berdaya sain," pungkasnya.
Sementara itu, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam amanatnya, menginginkan tidak ada tindakan-tindakan transaksional, koruptif yang dilakukan pimpinan perguruan tinggi keagamaan di lingkungan Kementerian Agama. “Saya tidak ingin ada tindakan-tindakan transaksional, koruptif, saya tidak mau itu. Sekali saya mendengar, saya akan copot jabatan saudara-saudari,” tegas Menag di Jakarta, Kamis (04/02).
Ia juga tidak ingin ada praktek pembohongan intelektual di lingkungan perguruan tinggi keagamaan. “Saya tidak ingin lagi ada pembohongan-pembohongan intelektual di lingkungan perguruan tinggi keagamaan, saya tidak ingin mendengar ada kasus-kasus plagiarisme di perguruang tinggi khususnya di perguruan tinggi keagamaan, saya tidak mau mendengar itu,” tandasnya.
“Begitu saya mendengar hal seperti itu, saya akan minta pak Sekjen dan pak Dirjen mengevaluasi, karena anak buah salah, pasti pimpinannya harus ditunjuk hidung, jadi tanggung jawab kalau terjadi praktek-praktek seperti yang saya sampaikan tadi,” tegasnya.
“Saudara-saudari yang baru dilantik memiliki tanggung jawab penuh, tolong amanah ini dijaga dengan baik demi kemajuan perguruan tinggi yang saudara-saudari pimpin,” pinta Menag.
Menag juga mengingatkan bahwa perguruan tinggi keagamaan diberi mandat oleh negara sebagai bagian yang tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional di bawah pengelolaan Kementerian Agama.
Menurutnya, perguruan tinggi keagamaan harus menjadi mercusuar akhlak dan moral generasi bangsa sebagai calon pemimpin bangsa. Perguruan tinggi keagamaan harus berperan secara nyata dalam meningkatkan kualitas dakwah dan kualitas kehidupan beragama di tengah masyarakat.
“Untuk itu, dari lingkungan perguruan tinggi keagamaan diharapkan lahir ide-ide cemerlang dan konsep brilian untuk memperkuat pembangunan masyarakat religius dan moderasi beragama di Tanah Air kita,” ucap Menag.
Menag juga menggarisbawahi bahwa perhatian terhadap transformasi perguruan tinggi keagamaan menjadi institut dan universitas, tidak boleh mengalahkan perhatian terhadap pengembangan perguruan tinggi itu sendiri sebagai laboratorium pembangunan manusia yang berkarakter.
Hadir dalam pelantikan itu sebagai saksi, Sekretaris Jenderal Kementerian Agama Nizar dan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Muhammad Ali Ramdhani. Hadir, Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi, sejumlah pejabat eselon I dan II Kemenag, Staf Ahli, dan Staf Khusus Menag.